Kristen Assyiria Korban Serbuan ISIS; Siapa Mereka?
SATUHARAPAN.COM - Pekan lalu banyak diberitakan tentang 19 warga Kristen Assyiria yang diculik jihadis ISIS (Islamic State of Iraq and Syria atau Negara Islam Irak dan Suriah) dibebaskan di sebuah desa di timur laut Suriah. Namun demikian masih belum diketahui nasib 200-an orang lainnya yang diculik kelompok ini.
Warga Kristen Assyrian termasuk kelompok keagamaan di Suriah dan Irak yang menjadi sasaran ISIS. Kelompok militan melancarkan serangan agresif terhadap desa-desa di sepanjang Sungai Khabur pekan lalu, seperti dilaporkan kantor berita Associated Press, dan menghabisi seluruh keluarga.
Sejak munculnya ISIS, penduduk Kristen ini telah menjadi korban penganiayaan secara besar-besaran di Suriah dan Irak. Namun mereka juga mengalami penganiayaan secara besar-besaran pada masa lalu.
Warga Kristen Assyiria sejarahnya dapat dilacak pada tahun-tahun pertama kekristenan di zaman modern di Irak, Suriah dan Turki. Bahkan, bahasa yang digunakan oleh warga yang disebut juga berasal dari Asyur saat ini adalah berasal dari bahasa Aram, bahasa yang oleh beberapa sarjana dipercaya digunakan oleh Yesus.
Menurut sejarah, gereja di wilayah Mesopotamia itu didirikan oleh tiga rasul Yesus Kristus, Thomas, Thaddeus dan Bartholomeus. Agama ini kemudian menyebar di sepanjang rute perdagangan dari sungai Tigris dan Efrat, dan dilaporkan mencapai India.
Selama bertahun-tahun, Kristen Assyrian Kristen terbagi menjadi tiga cabang, beberapa mengidentifikasi dengan Gereja Ortodoks Timur, dan lainnya bergabung dengan Gereja Katolik Khaldean, dan kelompok terakhir lebih menunjukkan Ritual Liturgi Suriah Timur, seperti dilaporkan Christian Today.
Namun warha Kristen Assyria akhirnya menjadi minoritas di Mesopotamia, setelah wilayah itu diambil alih oleh tentara Arab, Mongolia dan Ottoman.
Selama kekuasaan Kekaisaran Ottoman yang berpusat di Turki, Kristen Assyria menghadapi penganiayaan dalam bentuk pembantaian, pemerkosaan dan penghancuran budaya. Sekitar 750.000 orang Asyur menjadi korban genosida di masa itu (tahun 1915). Hal itu berarti bahwa sebagian besar penduduknya pada sebel;um Perang Dunia I secara efektif dihabisi, menurut Pusat Studi Genosida dan Hak Asasi Manusia Universitas Rutgers, seperti dikutip Huffington Post.
Pusat itu menegaskan bahwa perang Irak adalah "menghancurkan" Asyur, karena mereka telah terjebak di tengah kekerasan sektarian. Christian Today melaporkan bahwa setidaknya 400.000 orang Kristen Assyiria meninggalkan Irak pada kurun tahun 2003 - 2009, dan lebih banyak lagi yang meninggalkan daerahnya setelah ISIS menguasai wilayah itu.
Warga Kristen Assyiria yang sekarang berada dalam diaspora sangat khawatir mengenai sesama mereka, karena mereka takut untuk kembali ke Tanah Air mereka.
Di Arizona, Amerika Serikat, ratusan orang berkumpul untuk berjaga dalam solidaritas dengan orang-orang Kristen Assyiria yang yang masih ditawan oleh ISIS.
Uskup Mar Aprim Khamis dari Gereja Timur Assyiria di Glendale mengajak berdoa untuk memberi dukungan pada mereka. "Kami adalah orang-orang yang beriman di dalam Kristus," kata uskup. "Kami telah dianiaya. Kami telah dibantai. Hari itu tidak hanya tragis, itu adalah genosida."
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...