Kunjungan Paus Fransiskus ke Malta Soroti Kondisi Buruk Migran
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM - Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan ke Malta, negara kecil di kepulauan Mediterania, pada Mei, di mana ia diperkirakan akan membela hak-hak migran yang berusaha menuju Eropa.
Pada Senin (10/2), Vatikan menyatakan bahwa kunjungan ke negara yang terletak di antara Sisilia dan Afrika Utara itu dilakukan pada 31 Mei mendatang. Itu akan menjadi kunjungan yang dilakukan seorang Paus dalam 10 tahun terakhir ke negara itu.
Malta telah menjadi pusat dari beberapa perselisihan dengan Italia dan negara-negara Eropa lainnya terkait negara mana yang harus menerima migran yang diselamatkan di Mediterania dengan kapal-kapal dari organisasi nonpemerintah (LSM).
Seperti Italia, negara itu terkadang menutup pelabuhannya untuk kapal-kapal kemanusiaan yang telah menyelamatkan migran, dengan mengatakan mereka harus berbagi tugas dengan negara-negara Uni Eropa.
Paus, yang telah menjadikan pembelaan para migran sebagai bagian utama dari kepausannya dan sering menyebut Mediterania sebagai pemakaman, telah mengkritik penutupan pelabuhan.
Secara politis, pulau itu masih belum pulih dari kasus pembunuhan jurnalis investigasi Daphne Caruana Galizia dalam pemboman mobil pada 2017. Paus Fransiskus mungkin akan memberi penghormatan padanya, menurut sumber Vatikan.
Malta penting dalam sejarah agama Kristen karena sebuah kapal yang membawa Santo Paulus karam di sana sekitar tahun 60 M ketika dia dibawa ke Roma.
Perjalanan Fransiskus ke Malta juga dipandang sebagai penghormatan kepada uskup agungnya Charles Scicluna, yang merupakan penyelidik pelecehan seksual paling berpengalaman di Vatikan.
Penyelidikan Scicluna telah mengungkap tindakan cabul beberapa pedofil gereja yang paling terkenal di Meksiko, Chile, dan negara-negara lain.
Scicluna juga berada di garis depan dalam pembelaan migran, kadang-kadang mengkritik kebijakan pemerintah. Pada 2017 ia mengunjungi Phoenix, salah satu kapal penyelamat yang dikelola LSM yang mengarungi perairan Mediterania selatan untuk menyelamatkan para migran.
Mantan Paus Benediktus XVI mengunjungi Malta pada 2010 dan Paus Yohanes Paulus II pergi ke sana pada 1990 dan 2001.
Perjalanan itu akan menjadi yang pertama bagi Paus Fransiskus di luar Italia tahun ini. Dia diperkirakan akan mengunjungi Indonesia, Timor Leste, dan Papua Nugini pada September, menurut sumber-sumber diplomatik. (Reuters)
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...