Kunjungan Putra Mahkota Saudi ke Indonesia Ditunda
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kunjungan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia yang semula direncanakan pada 18-19 Februari 2019 ditunda.
Berdasarkan keterangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri RI melalui situs resminya yang diakses di Jakarta, Sabtu, disebutkan bahwa selain Indonesia, Putra Mahkota Saudi juga membatalkan kunjungannya ke Malaysia.
"Indonesia dan Saudi Arabia akan terus berkomunikasi untuk menentukan jadwal baru, sekaligus memastikan hasil-hasil kunjungan (deliverables) yang lebih optimal," demikian keterangan tersebut seperti dilansir Antara.
Sehari sebelumnya, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemlu RI Desra Percaya telah mengonfirmasi kunjungan kerja Putra Mahkota Arab Saudi ke Indonesia setelah ramai diberitakan sejak 13 Februari lalu.
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman akan melawat ke Indonesia mulai Senin (18/2) dan dijadwalkan bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor. Pertemuan diperkirakan akan difokuskan pada peningkatan kerjasama ekonomi.
Hampir dua tahun setelah kedatangan ayahnya, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud, Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman dijadwalkan berkunjung ke Indonesia awal pekan depan.
Lawatannya ke Indonesia ini merupakan bagian dari serangkaian kunjungan ke sejumlah negara Asia, yakni Malaysia, Cina, India, Pakistan, dan Korea Selatan. Kunjungan ini juga menjadi yang pertama sejak ia diduga mengetahui pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi pada awal Oktober tahun lalu di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Dalam jumpa pers di sebuah kafe di Jakarta, Jumat (15/2), Direktur Jenderal Asia Pasifik Kementerian Luar Negeri Desra Percaya menjelaskan Mohammed bin Salman dijadwalkan tiba di Jakarta hari Senin (18/2) dan keesokan harinya akan melangsungkan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa barat.
Sebagaimana tradisi yang dibangun Presiden Joko Widodo ketika menerima tamu negara asing pada kunjungan kerja, keduanya melangsungkan “veranda talk.” Setelah itu baru dilanjutkan dengan pertemuan bilateral dalam bentuk pleno, dimana Presiden akan didampingi para menteri terkait.
Selain itu, lanjut Desra, akan ada penandatanganan beberapa nota kesepahaman, namun belum ada rincian akan hal ini.
"Fokus dari pertemuan ini tentu saja peningkatan kerjasama ekonomi. Itu fokus utamanya dan juga yang berkaitan dengan kepentingan umat. Di samping itu pada sore harinya, hari Selasa, akan dilakukan pertemuan forum bisnis karena fokusnya adalah pada peningkatan kerjasama ekonomi," kata Desra.
Desra belum bisa mengungkapkan jumlah nota kesepahaman yang akan ditandatangani dalam pertemuan nanti karena umumnya pada saat-saat terakhir masih akan dilakukan finalisasi. Namun ia memastikan bahwa salah satu nota kesepahaman akan diteken adalah soal kerjasama di sektor energi dan terkait dengan pelaksanaan ibadah haji.
Desra mengatakan pihak Kementerian Luar Negeri mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo untuk membahas sejumlah isu regional dan global dalam pertemuan dengan Mohammed bin Salman itu. Kedua pemimpin akan memberikan pernyataan pers bersama.
Sepulang dari Istana Bogor, Mohammed Salman direncanakan mengadakan pertemuan pula dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden di Jakarta dan dilanjutkan dengan pertemuan dengan sejumlah pengusaha Indonesia dan Arab di salah satu hotel berbintang.
Kunjungan MBS Terkesan Tertutup
Kunjungan Putra Mahkota Arab Saudi itu sungguh berbeda dengan lawatan Raja Salman sebelumnya. Hingar bingar kedatangan Raja Salman sudah terdengar sebulan sebelum ia menjejakkan kaki di Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah pada awal Maret 2017. Lawatan pertama dalam 47 tahun itu juga mengikutsertakan lebih dari 800 pejabat dan anggota keluarga kerajaan.
Ketika itu poster dan spanduk bergambar Raja Salman berjejer di sejumlah jalan protokol. Bahkan Dewan Perwakilan Rakyat sampai harus menyediakan kursi khusus, meski akhirnya Raja Salman berpidato di gedung parlemen tidak sampai tiga menit.
Sementara rencana kunjungan Mohammed bin Salman terkesan tertutup. Belum jelas apa yang membuat lawatan ini berbeda, yang pasti sosok putra mahkota itu sedang kontroversial pasca munculnya dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan Jamal Khashoggi, kolumnis suratkabar Washington Post, Oktober lalu.
Kerajaan Arab Saudi sebelumnya menyangkal terlibat dalam pembunuhan itu, tetapi beberapa minggu kemudian mengubah pernyataan itu dengan mengatakan bahwa Khashoggi dibunuh oleh “agen-agen yang jahat.” Sedikitnya 11 orang telah diseret ke meja hijau, meskipun otak pembunuhan yang sesungguhnya hingga kini masih samar.
Kongres Amerika telah menggunakan UU Magnitsky untuk mendorong pemerintah Trump menyelidiki pembunuhan keji itu, namun hingga tenggat yang ditetapkan berakhir, belum ada satu pihak pun disebut secara terang-terangan sebagai pelaku pembunuhan.â (VOA)
1.100 Tentara Korea Utara Jadi Korban dalam Perang Rusia-Ukr...
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Lebih dari 1.000 prajurit Korea Utara tewas atau terluka dalam perang Rusia d...