Kunjungi Tiongkok, BKPM Promosi Kemudahan Investasi di RI
BEIJING, SATUHARAPAN.COM Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani melakukan langkah proaktif dengan memaparkan berbagai kemudahan layanan investasi di hadapan 250 pengusaha Tiongkok di Beijing, Tiongkok, hari Kamis (10/3).
Dalam kesempatan tersebut, dia menyampaikan beberapa kemudahan investasi seperti Layanan Izin Investasi 3 Jam, Layanan Jalur Hijau, Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK), dan regulasi investasi yang akan lebih terbuka melalui perbaikan Daftar Negatif Investasi (DNI).
Franky menjelaskan bahwa tiga hal yang diidentifikasi sebagai penghambat realisasi investasi dari Tiongkok.
“Problem pertama adalah kendala bahasa investor Tiongkok, kemudian partner serta kawasan industri. Kami akan fokus mengurai persoalan yang telah disampaikan tersebut,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima satuharapan.com, hari Kamis (10/3).
Menurut Franky, salah satu hal yang sedang dimatangkan adalah terkait pendirian desk khusus Tiongkok yang diharapkan dapat menjembatani problem terutama terkait bahasa dan mitra lokal di Indonesia.
“Desk khusus akan diisi oleh orang yang menguasai bahasa mandarin sekaligus substansi investasi. Selain itu juga terkait mitra lokal, selama ini partner bisnis yang diambil oleh pengusaha Tiongkok lazimnya adalah berdasarkan pertalian saudara sehingga akhirnya realisasi investasinya menjadi lama,” katanya.
Selanjutnya, untuk persoalan kawasan industri, Franky menyampaikan bahwa pemerintah akan meningkatkan jumlah kawasan industri diantaranya 15 kawasan industri baru.
“Dengan demikian investor akan semakin memiliki banyak pilihan, termasuk kawasan industri yang telah mengimplementasikan KLIK sebanyak 14 kawasan industri,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengemukakan bahwa untuk menunjukkan keistimewaan Tiongkok sebagai salah satu negara prioritas, tahun ini dirinya akan melakukan roadshow ke 10 provinsi di Tiongkok dalam 12 kali kunjungan kerjanya.
“Tahun ini, kami secara intensif berencana akan mengunjungi sekitar 10 provinsi di Tiongkok dengan total kunjungan sebanyak 12 kali atau yang tertinggi dibandingkan kunjungan kami ke negara-negara lain dalam rangka pemasaran investasi,” katanya.
Investasi dari Tiongkok yang sepanjang tahun 2015 (tidak termasuk sektor hulu migas dan keuangan) mencapai US$ 628,3 juta, menempatkan RRT sebagai investor terbesar ke-9 di Indonesia.
Nilai tersebut di luar angka investasi RRT ke Indonesia yang juga tercatat melalui negara-negara lainnya sebesar US$ 1,53 miliar sehingga total investasi RRT pada tahun 2015 sebesar US$ 2,16 miliar atau meningkat sebesar 47 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara dari sisi sektor investor tiongkok berinvestasi ke Indonesia di bidang infrastruktur (listrik dan konstruksi), pengolahan logam dasar (smelter), pertambangan, perdagangan dan reparasi, dan tanaman pangan dan perkebunan.
- Namun apabila melihat sektor-sektor investasi lainnya dari Tiongkok ke dunia, kami mendorong pengusaha Tiongkok untuk berinvestasi pula di sektor Kawasan Industri, Energi Terbarukan, sektor telekomunikasi, komponen elektronik, industri mesin dan peralatan, serta industri kimia,” kata Franky.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BKPM juga dijadwalkan melakukan one on one meeting dengan perusahaan Tiongkok yang berminat investasi di Indonesia serta menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara perusahaan pengelola kawasan industri di Tiongkok dengan calon tenant mereka dan REI.
Perusahaan pengelola kawasan industri tersebut juga berminat untuk membangun kawasan industri di Indonesia.
Sedangkan Deputi Perencanaan Penanaman Modal Tamba Hutapea yang juga Deputy in Charge untuk pemasaran investasi Tiongkok tersebut, mendorong pengusaha Tiongkok untuk berinvestasi di bidang usaha-bidang usaha yang lebih terbuka dengan perubahan yang dilakukan dalam DNI.
“Bidang usaha-bidang usaha yang didorong di antaranya distributor yang terafiliasi dengan produksi yang terbuka 100 persen, Industri bahan baku obat dibuka 100 persen dari sebelumnya 85 persen, maupun sejumlah bidang usaha termasuk semua bidang usaha yang terkait dengan industri film,” katanya.
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...