Kurangi Macet, Pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung dan LRT Dihentikan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di tol Jakarta-Cikampek (Japek), pemerintah menghentikan sementara dua pekerjaan proyek infrastruktur yaitu pembangunan jalur kereta cepat Jakarta Bandung oleh KCIC, dan proyek pembangunan LRT Jabodebek di ruas tol Japek KM 11 – 17, yang merupakan titik terpadat terjadinya kemacetan.
“Kita akan minta LRT dan KCIC (kereta cepat) tidak dulu berkonstruksi di daerah kilometer 11 sampai kilometer 17. Jadi sementara ini tidak ada kegiatan di sana,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi K Sumadi seusai memimpin rapat penanganan kemacetan Tol Japek, di Bekasi Timur, Selasa (20/11).
Selain meminta penghentian pembangunan konstruksi LRT dan Kereta Cepat, menurut Menhub, pihaknya juga akan mengevaluasi kegiatan Waskita Karya interchange di Kilometer 24.
Menhub, meminta penghentian pekerjaan proyek ini dilakukan dalam beberapa bulan ke depan, atau jika dimungkinkan hingga jelang Lebaran tahun depan.
Beberapa upaya lain yang akan dilakukan untuk meningkatkan kelancaran dan kecepatan di ruas Tol Japek, seperti dijelaskan Menhub yaitu, usulan untuk memperpanjang penerapan ganjil-genap dan pembatasan angkutan barang lebih panjang dari yang semula, dari pukul 06.00 sampai dengan 09.00 WIB, menjadi pukul 05.00 sampai dengan 10.00 WIB di sejumlah gerbang tol arah Jakarta, agar lebih berdampak pada kelancaran lalu lintas di Tol Japek.
Terkait kebijakan ganjil-genap, Sekretaris Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Hindro Surahmat, mengatakan, pihaknya tengah melakukan sosialisasi pemberlakuan ganjil-genap di Gerbang Tol (GT) Tambun, hingga akhir November, sebelum sepenuhnya diberlakukan.
Hindro mengatakan, BPTJ menyiapkan sejumlah angkutan massal yaitu bus premium, sebagai transportasi pilihan selain kendaraan pribadi bagi masyarakat yang ingin menuju ke arah Jakarta.
Kebijakan ini, sejalan dengan tiga paket kebijakan yang telah berlaku sebelumnya di GT Bekasi Barat dan GT Bekasi Timur sejak Maret 2018 lalu, yaitu kebijakan ganjil-genap di pintu tol, pembatasan jam operasional angkutan barang golongan III, IV dan V, serta pemberlakuan lajur khusus angkutan bus di tol yang berlaku setiap Senin sampai dengan Jumat pukul 06.00 – 09.00 WIB, kecuali hari libur nasional.
Prioritaskan Tol Japek Elevated
Dalam kesempatan itu, Menhub Budi K Sumadi juga mengimbau kepada pekerja proyek kereta cepat dan LRT, untuk memindahkan pekerjaan di lokasi lain terlebih dahulu, dan lebih mengutamakan pengerjaan tol Jakarta-Cikampek elevated yang saat ini progresnya telah mencapai 57,5 persen.
“Konstruksi kita akan hitung lagi kalau saya lihat paling tidak 3-4 bulan, untuk itu yang kita kasih prioritas proyek tol elevated,” kata Menhub.
Menhub, meminta kepada PT Jasa Marga sebagai penanggung jawab pekerjaan proyek Tol Jakarta-Cikampek elevated, benar-benar menyusun rencana agar supaya pekerjaan ini tidak mengganggu lalu lintas.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Jasa Marga Desi Arryani menyebut, target penyelesaian pengerjaan proyek tol Jakarta-Cikampek elevated sangat ketat. Hal ini dikarenakan Tol Trans Jawa tidak lama lagi akan segera dioperasikan.
“Tidak lama lagi Trans Jawa akan beroperasi tetapi ditahan di Jakarta-Cikampek, karena Jakarta-Cikampek belum selesai. Oleh karena itu manfaatnya masih kurang optimal, sehingga dari Jakarta ke Surabaya itu masih tersendat hanya di Jakarta-Cikampek. Untuk itu kita ingin memaksimalkan supaya Trans Jawa ini bisa betul-betul bermanfaat optimal,” kata Desi.
Desi mengimbau kepada masyarakat, yang hendak melalui ruas Tol Jakarta-Cikampek agar melakukan perjalanan pada siang hari.
Hal ini mengingat window time (waktu) pengerjaan proyek di ruas tol tersebut, adalah pada pukul 22.00-06.00 WIB. (setkab.go.id)
Editor : Sotyati
Bangladesh Minta Interpol Bantu Tangkap Mantan PM Sheikh Has...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM-Sebuah pengadilan khusus di Bangladesh pada hari Selasa (12/11) meminta organ...