Kurikulum Merdeka Bebaskan Guru Memilih Perangkat Ajar
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kurikulum Merdeka yang diinisiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan guru kebebasan dalam memilih berbagai perangkat ajar, kata Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Singosari Kabupaten Malang, Jawa Timur, Bambang Dwi Yudo Leksono
“Dengan demikian, pembelajaran bisa sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik. Implementasi kurikulum oleh sekolah diarahkan untuk mencapai kompetensi peserta didik, termasuk dalam kondisi khusus,” kata Dwi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (25/8).
Dia menambahkan, pandemi COVID-19 merupakan salah satu kondisi khusus yang menyebabkan ketertinggalan pembelajaran berbeda-beda pada ketercapaian kompetensi peserta didik. Untuk mengatasi "learning loss" sekolah memerlukan pemulihan pembelajaran.
“Dalam hal ini, perlu peran semua pihak termasuk swasta dalam pemulihan pembelajaran,” kata Dwi.
Ia mengatakan, sekolahnya bersama dengan Trakindo bekerja sama dalam program Generasi Trakindo, yang membantu sekolah mempercepat pemulihan dan membangun standarisasi yang setara antarsekolah dan antara peserta didik.
Chief Administration Officer Trakindo Yulia Yasmina mengapresiasi penerapan Kurikulum Merdeka oleh pemerintah yang mengemban misi menciptakan siswa Indonesia yang memiliki kompetensi unggul sesuai tantangan di masa depan.
“Untuk menyukseskan itu perlu dukungan berbagai sektor, termasuk sektor usaha dalam mewujudkannya. Untuk itulah, Trakindo menyelenggarakan juga program Generasi Trakindo di jenjang SMP sebagai bentuk nyata upaya kami memfasilitasi dan mewujudkan rencana siswa-siswa kebanggaan Indonesia secara matang hingga mereka siap menjalani pendidikan dengan baik dan menjadi talenta unggulan di masa depan,” kata Yulia.
Generasi Trakindo SMP mengusung tema “Pengembangan Sekolah Penggerak Perubahan Pendidikan Berbasis Penguatan Karakter, Kecakapan Hidup dan Kesiapan Karir untuk Mencetak Generasi Siap Kerja yang Berdaya Saing” yang diterapkan dalam rencana program jangka menengah hingga tahun 2025.
Pada tahap awal, lima SMP mulai mendapat pembinaan pada tahun 2022 ini, yaitu SMP Negeri 1 Lubuk Pakam di Kabupaten Deli Serdang, SMP Negeri 5 Balikpapan, SMP Negeri 11 Samarinda, SMP Negeri 1 Maluk di Kabupaten Sumbawa Barat dan SMP Negeri 2 Singosari di Kabupaten Malang. Selanjutnya, tambahan 5 SMP baru memulai program pada tahun 2023.
“Tujuan yang ingin dicapai adalah peningkatan kapasitas kepemimpinan dan tata kelola sekolah, peningkatan kualitas pembelajaran sekolah, peningkatan kerja sama sekolah dengan industri, serta meningkatkan praktik baik dan penerapannya untuk keberlanjutan dan perluasan manfaat program,” kata Yulia.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...