Labu Siam, Buah Populer Berkhasiat
SATUHARAPAN.COM – Siapa tak kenal labu siam? Dalam kehidupan sehari-hari, labu siam dikenal sebagai sayuran buah yang menyehatkan. Buahnya bisa dimasak sayur lodeh, oseng-oseng, atau sayur asam. Pucuk batang dan daun mudanya biasa dibuat lalap sebagai teman makan nasi. Labu siam, memiliki ciri kulit tipis berwarna hijau, dagingnya putih pucat, dan terdapat biji tipis di dalamnya.
Menurut Wikipedia, di Meksiko, umbi yang berumur setahun dijadikan makanan lezat setelah direbus. Tak heran, tanaman yang di Jawa Tengah dikenal sebagai labu jipang, manisah (Jawa Timur), waluh siam (Jawa Barat), dan di dunia internasional biasa disebut chayote ini dijadikan cadangan pangan bagi penduduk Meksiko. Sedangkan di Amerika Serikat, buah labu siam menjadi menu hidangan pada acara Thanksgiving.
Sedangkan, di India dan Nepal, pucuk-pucuk daun, dan buahnya banyak digunakan untuk berbagai varietas kari. Di India Selatan, labu siam disebut sebagai terung Bangalore. Labu siam di Prancis dan di Samudera Hindia dekat Mauritius, biasanya disajikan dalam bentuk dipanggang dengan saus keju, sebagai makanan penutup.
Labu siam, buahnya mengandung vitamin A, B, C, niasin, dan sedikit albuminoid. Karena bersifat dingin, jika dimakan terasa sejuk dan dingin di perut, seperti ditulis oleh Sudarman Mardisiswojo dalam buku Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang, penerbit Balai Pustaka jilid 1 tahun 1985.
Dr Setiawan Dalimartha, Ketua II PDPKT (Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur), mengatakan, daging buahnya mengandung sekitar 20 mg kalsium, 25 mg fosfor, 100 mg kalium, 0,3 mg zat besi, 2 mg natrium, serta beberapa zat kimia yang berkhasiat obat.
"Buahnya mengandung zat saponin, alkaloid, dan tannin. Daunnya mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol, selain bersifat diuretik (peluruh air seni), kandungan alkoloidnya juga bisa membuka pembuluh darah yang tersumbat. Oleh sebab itu, labu siam bisa menurunkan darah tinggi,“ kata Dr Setiawan, pada Rabu (17/3/2010) seperti dikutip dari kompas.com.
Labu siam juga makanan terbaik untuk ibu hamil, karena menurut Dr Ir Made Astawan MS, ahli Teknologi Pangan dan Gizi dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, Bogor, yang dikutip dari kompas.com, pada Kamis (20/5/2010), kandungan asam folat pada buah labu siam juga cukup baik, yaitu 93 mkg per 100 g. Konsumsi 100 gram labu siam cukup untuk memenuhi 23,25 persen kebutuhan tubuh akan asam folat. Asam folat sangat penting bagi ibu hamil, karena dapat mengurangi risiko kelahiran bayi cacat. Konsumsi asam folat yang rendah pada ibu hamil berhubungan erat dengan berat bayi lahir rendah dan kejadian neural tube defects (gangguan otak).
Pemerian Botani Labu Siam
Labu siam dikutip dari ums.ac.id, merupakan tanaman perdu yang beradaptasi paling baik pada iklim tropis panas, dan tidak tahan pada daerah kering dan pada ketinggian yang sangat tinggi.
Labu siam memiliki batang lunak, beralur, banyak cabang, terdapat pembelit berbentuk spiral, kasap, dan berwarna hijau. Bunga dari labu siam berwarna kuning dengan putik satu. Labu siam berakar tunggang, berwarna putih kecokelatan.
Buah berukuran agak lebih besar dari kepalan tangan, berbentuk membulat ke bawah, ada alur pada kulit luar yang agak mirip dengan pembagian ruang dalam buah. Daun berbentuk jantung, tepi bertoreh, ujung meruncing, pangkal runcing, kasap, tangkai panjang, pertulangan menjari dan berwarna hijau. Sedangkan biji berbentuk pipih, berkeping dua dan berwarna putih.
Labu siam dikutip dari unud.ac.id, merupakan tanaman subtropis dan termasuk ke dalam spesies Cucurbitaceus yang sering digunakan sebagai bahan makanan. Labu siam pertama kali ditemukan oleh Patrick Browne di Jamaika pada tahun 1756. Jenis tanaman ini banyak ditanam di kawasan Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Di Meksiko, tanaman labu siam tidak hanya dimanfaatkan buahnya sebagai sayuran, umbinya juga sebagai bahan pangan sumber karbohidrat. Orang Indonesia mengenalnya sebagai labu siam karena tumbuhan ini didatangkan dari Thailand (Siam waktu dulu) oleh orang Belanda.
Labu siam, seperti dikutip dari situs ums.ac.id, memiliki nama ilmiah Sechium edule. Nama lain untuk labu siam adalah labu siem (Melayu), labu jipang (Jawa Tengah), manisah (Jawa Timur), waluh siem (Jawa Barat), gambas (Sunda), ketimun jepang (Manado). Orang Sunda menamakannya lèjèt dan orang Jawa mengenalnya sebagai jipang atau juga manisa.
Labu siam termasuk salah satu komoditas yang sangat mudah ditemukan, hal ini sesuai dengan data statistik dari Badan Pusat Statistik tahun 2013, yang menyatakan bahwa produksi labu siam dari tahun 2000 hingga tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu dari 158.654 ton menjadi 428.083 ton.
Khasiat Herbal Labu Siam
Meskipun harganya relatif murah, labu siam mengandung gizi yang luar biasa besar, diantaranya : vitamin B kompleks (folat, niacin, thiamin, asam pantotenat, riboflavin, vitamin B6), vitamin C, dan mineral penting (zat besi, seng, fosfor, mangan, tembaga).
Buah dan daun labu siam dikutip dari depkes.go.id mengandung saponin. Di samping itu buahnya juga mengandung alkaloid dan tannin, sedangkan daunnya mengandung flavonoida dan polifenol.
Labu siam dikutip dari ums.ac.id, mempunyai kegunaan sebagai penurun tekanan darah, mempunyai efek diuretik, dapat menyembuhkan gangguan sariawan, panas dalam, demam pada anak-anak serta baik digunakan oleh penderita asam urat dan diabetes mellitus.
Labu siam juga memiliki efek antioksidan antimikrobial aksi diuretik dan antihipertensi Selain itu labu siam mempunyai efek hipoglikemik pada kehamilan. Labu siam memiliki saponin sangat bermanfaat dalam menghambat dan mencegah penyerapan kolesterol dalam tubuh. Alkaloid mampu meperlancar peredaran darah sehingga dapat mencegah stroke, sedangkan tanin memiliki aktivitas antimikroba.
Penelitian Citra Dwi Hendrasanti, Fakultas Farmasi Universitas Surabaya, yang menguji efek perasan buah labu siam terhadap kadar kolesterol total dan kolesterol LDL pada kelinci putih jantan hiperkolesterolemia akibat profil tiourasil dan kuning telur itik. Diketahui bahwa kuning telur dan larutan propiltiourasil 0,05 persen dapat meningkatkan kadar kolesterol. Hasilnya menunjukkan peningkatan ini, dapat diturunkan dengan air perasan labu siam dengan konsentrasi 50 persen, sehingga labu siam disimpulkan dapat berkhasiat sebagai antihiperkolesterolemia.
Olivia Bunga Putri dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, dikutip dari undip.ac.id, meneliti pengaruh pemberian ekstrak buah labu siam terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus wistar yang diinduksi aloksan. Kesimpulannya, ekstrak buah labu siam dosis 0,75 g/kgBB memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah lebih baik dari aquadest namun efektifitasnya tidak lebih baik daripada metformin.
Hasil penelitian yang sama telah dilakukan oleh tim mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (PSIK STIKES) Ngudi Waluyo Ungaran Semarang, yang meneliti pengaruh pemberian kukusan buah labu siam terhadap kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus tipe II di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Kesimpulannya kukusan labu siam dapat dijadikan sebagai alternatif intervensi non farmakologi untuk mengendalikan glukosa darah pada penderita diabetes melitus.
Penelitian yang dilakukan Cheria Valentina dari program studi ilmu biomedik pascasarjana Universitas Udayana Denpasar, yang meneliti pemberian ekstrak labu siam, untuk memperbaiki profil lipid tikus putih jantan dislipidemia lebih baik daripada simvastatin.Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak labu siam, dapat dipakai sebagai obat tambahan dalam menangani dislipidemia khususnya menurunkan kolesterol total dan LDL.
Neereja Kosanam, Rabindra Debnath, SM Firdous Mumtaz, dari Departemen Farmakologi, Institut Farmasi dan Teknologi Calcutta Uluberia, West Bengal, India, meneliti kegiatan kardioprotektif buah labu siam yang dikutip dari banglajol.info, ekstrak etanol labu siam (200 mg / kg) secara signifikan (p <0,01) menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida serum, LDL-kolesterol, VLDL-kolesterol, serum glutamat piruvat transaminase, fosfat alkali, laktat dehidrogenase, kreatinin kinase pada tikus.
Tim peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Autonoma del Estado de Morelos, Cuernavaca, Meksiko, yang meneliti evaluasi kegiatan antiulcer (obat yang digunakan untuk menetralisir atau mengikat asam lambung atau mengurangi produksi asam) dari ekstrak etanol labu pada tikus, hasilnya menunjukkan bahwa, ekstrak etanol buah labu siam pada dosis 200.100 mg / P.O kg menghasilkan signifikan (p <0,01), dapat menurunkan produksi asam lambung dan juga melindungi epitel mukosa lambung, dan ditemukan memiliki sifat antiulcerogenic.
Editor : Sotyati
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...