Landep, Berkhasiat Meredakan Nyeri
SATUHARAPAN.COM – Mungkin banyak yang belum pernah mengenal tumbuhan landep, atau porcupine flower dalam bahasa Inggris. Landep memang tanaman yang tumbuh liar, dan sering disebut juga dengan bunga landak atau jarong kemban. Siapa nyana, landep yang dapat tumbuh subur di lahan kering ini merupakan salah satu tanaman obat yang dipercaya dapat menyembuhkan beberapa macam penyakit.
Tanaman herbal landep merupakan salah satu tanaman yang tumbuh subur di wilayah tropis yang banyak sinar mataharinya. Karena itu, daun landep banyak tumbuh di indonesia.
Landep adalah tumbuhan semak dengan tinggi sekitar 2 meter. Tumbuhan ini memiliki kandungan senyawa kimiawi yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Beberapa kandungannya, seperti flavonoid, saporin, tanin, dan polifenol.
Selain daun, akar landep juga sering dimanfaatkan untuk membuat obat-obatan herbal. Dalam farmakologi China dan pengobatan tradisional lain, disebutkan bahwa landep ini memiliki rasa pahit, bau agak lemah, antipiretik. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam daun landep, di antaranya saponin, tanin, garam kalium, dan silikat. Selain itu, akarnya juga mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol.
Efek farmakologis landep, dikutip dari ums.ac.id, di antaranya sebagai pereda demam (antipiretik), peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak, dan tonik. Akar landep berfungsi sebagai pereda demam (antipiretik), sedangkan kulit kayunya untuk peluruh dahak dan peluruh keringat (diaforetik).
Daun landep digunakan untuk mengobati rematik, sakit pinggang, demam, sakit perut, perut busung air, kencing kurang lancar, kudis, gusi nyeri, dan sakit gigi. Daun landep juga berkhasiat sebagai obat batu ginjal. Sementara akarnya untuk mengobati cacingan.
Endah Aprilia Kartiningsih Putri, dari Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, meneliti efek analgetika ekstrak etanol daun landep pada mencit putih jantan. Hasil penelitiannya menunjukkan ekstrak etanol daun landep mempunyai efek analgetik pada mencit putih jantan galur SwissWebster. Ekstrak etanol daun landep dosis 1388,40 mg/kg BB dan dosis 2776,90 mg/kg BB mempunyai khasiat setara (berbeda tidakbermakna) dengan parasetamol dosis 65 mg/kg BB.
Pemerian Botani Landep
Landep, dikutip dari ums.ac.id, merupakan tanaman perdu atau semak tinggi 1,5 m, dengan batang berkayu, segi empat tumpul, dan berwarna hijau. Daun; tunggal berhadapan, bentuk elips sampai lanset, pangkal dan ujung runcing, pertulangan menyirip, warna hijau.
Bunganya, tunggal, berhadapan, di ketiak daun, daun pelindung berbagi dua, bentuk lanset, ujung seperti duri, benang sari dua, tangkai putik bentuk jarum, mahkota bertaju lima, bentuk elips memanjang, warna bunga kuning.
Buahnya kotak, bentuk bulat telur, pipih, ujung agak lancip, keras, warna hijau. Bijinya bulat telur, pipih, mengkilat seperti beludru, warna cokelat. Akarnya tunggang, bulat, warna cokelat kotor.
Nama ilmiah tanaman landep menurut Wikipedia adalah Barleria prionitis dengan sinonim Prionitis hystrix Miq.
Tanaman landep memiliki nama lokal, misalnya di Sumatera dikenal dengan nama bunga landak (Melayu); di Jawa: jarong, kembang, landep (Sunda), landep (Jawa), landhep (Madura).
Barleria prionitis yang juga dikenal sebagai bunga landak, adalah spesies tanaman dalam keluarga Acanthaceae, asli dari India, Sri Lanka, dan Afrika Selatan bagian Selatan dan Tengah.
Tanaman ini digunakan untuk berbagai keperluan obat dalam pengobatan ayurveda.
Manfaat Herbal Tanaman Landep
Di Indonesia landep ditemukan di daerah yang beriklim kering, tumbuh liar, atau ditanam untuk pagar dari dataran rendah sampai 400 meter di atas permukaan laut. Landep, dikutip dari upi.edu, telah dikenal memiliki banyak khasiat yang bermanfaat beberapa di antaranya antimikroba, antioksidant, antihelmintik, antidiabetes, antiinflamasi, dan sitoprotektif.
Banyak studi farmakologi dan fitokimia yang telah dilakukan pada tumbuhan ini menyebutkan bahwa ekstrak etanol dari seluruh bagian tumbuhan memiliki aktivitas antihelmintik, hal ini terbukti dengan terhambat pertumbuhan cacing Pheretima posthuma setelah diberikan ekstrak tersebut. Ekstrak bunga landep juga memiliki aktivitas analgesik pada tikus dan aktivitas antijamur terhadap Candida albicans.
Menurut peneliti D. Banerjee dan kawan-kawan, dalam penelitian yang berjudul “Barleria prionitis Linn.: A Review of its Traditional Uses, Phytochemistry, Pharmacology and Toxicity”, Research Journal of Phytochemistry, 6: 31-41.2012, landep di India digunakan secara tradisional untuk mengobati batuk, demam, infeksi saluran pernapasan, dan gangguan neurologis .
Fitri Rahmawati, dari Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, meneliti uji efek tonikum infusa daun landep pada mencit putih jantan galur Swis Webster. Tonikum adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dapat memperkuat tubuh atau memberi tambahan tenaga pada tubuh. Daun landep secara empiris dapat digunakan sebagai pereda demam, diuretik, peluruh dahak dan sebagai tonikum. Hasil penelitian menunjukkan infusa daun landep mempunyai efek tonikum pada mencit putih jantan galur Swiss Webster.
Tim peneliti dari Universitas Muhammadiyah Magelang meneliti potensi tablet ekstrak daun landep sebagai obat asam urat. Tanaman landep biasanya hanya dimanfaatkan untuk tanaman hias di rumah-rumah, tenyata mengandung senyawa flavonoid yang bisa digunakan untuk mengatasi dan mengurangi kadar asam urat.
Kandungan senyawa kimia alami herba landep, daun dan akar mengandung saponin, flavonoida, garam kalium, tanin, dan polifenol. Flavonoida, dan polifenol adalah senyawa yang berperan penting menurunkan kadar asam urat dalam darah. Senyawa ini bersifat diuretik, sehingga mampu meluruhkan asam urat dan membuangnya bersama air seni (urine).
Bagian yang sering digunakan untuk pengobatan pada tanaman ini bagian daun dan akarnya. Hasil dari penelitian ini disimpulkan secara kualitatif dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah.
Abha Khare, asisten professor botani dari Perguruan Tinggi Satna, Madhya Pradesh, India, meneliti aktivitas fitokimia dan antimikroba dari daun landep. Penelitian difokuskan pada ekstrak aseton daun landep terhadap tujuh spesies bakteri (Lactobacillus rhamnosus, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Actinomyces viscosus, Staphylococcus epidermidis, Escherichia coli, Streptococcus mutans) yang diketahui menyebabkan penyakit oral t pada manusia. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak kloroform daun landep efektif melawan seluruh mikroorganisme uji.
Tim peneliti Perguruan Tinggi Farmasi Maharishi Arvind, Ambabari, Jaipur India, Sekolah Ilmu Farmasi Universitas Nasional Jaipur, Jaipur (Raj), India, dan Departemen Farmasi Institut Teknologi dan Sains Birla, Pilani, Rajasthan, India, meneliti evaluasi potensi antioksidan pada daun dan batang landep. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki antioksidan potensi berbagai ekstrak daun dan batang landep.
Hasil penelitian menunjukkan, methanol ekstrak daun dan batang tanaman landep memiliki antioksidan tinggi.
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...