Langsa Raih Penghargaan Pengurangan Risiko Bencana Berkat Mangrove
LANGSA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Kota Langsa meraih penghargaan atas komitmen dan dukungannya terhadap pengurangan risiko bencana di wilayah ini, dengan salah satu di antaranya memiliki 6.000 hektare mangrove atau hutan bakau sebagai kawasan konservasi.
"Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah atas penerimaan penghargaan dari Badan Nasional Pengembangan Bencana yang telah diterima oleh Pemko Langsa. Semoga menjadi semangat, dan semakin termotivasi ke depan," ucap Wakil Wali Kota Langsa, Marzuki Hamid, di Langsa, Aceh, Senin (14/10).
Ia mengatakan, keberadaan areal konservasi hutan bakau 6.000 hektare di Kota Langsa diperuntukkan sebagai buffer zone atau kawasan penyangga, dan juga mitigasi bencana dari terjadi abrasi air laut.
Selain itu, penanaman pohon telah dilakukan pihaknya tidak kurang dari satu juta batang dari berbagai jenis, baik berbuah atau tidak, selama tujuh tahun terakhir.
Terlebih dalam menjaga dan merawat pohon dilakukan juga pembersihan sungai setiap enam bulan sekali bersama tim reaksi cepat, tagana, TNI/Polri, lembaga swadaya masyarakat, pramuka, dan masyarakat gampong (desa) terutama dari sampah plastik.
Penghargaan pengurangan risiko bencana tersebut diserahkan langsung Kepala BNPB Letjen Doni Monardo kepada Wakil Wali Kota Langsa Marzuki Hamid di Kota Pangkal Pinang, Bangka Belitung, pada Minggu (13/10).
"Bahkan sampai dengan hari ini, hutan bakau kita telah menjadi salah satu destinasi wisata yang paling diminati masyarakat Aceh, dan Sumbagut (Sumatera bagian utara),” kata dia.
Pemko Langsa mendapatkan penghargaan pengurangan risiko bencana bersama Wali Kota Ambon, Bupati Manokwari, dan Gubernur Bangka Belitung.
Ada sejumlah unsur yang menjadi penilaian, sehingga Langsa dinilai layak mendapatkan di antaranya menggerakkan gotong royong massal melibatkan seluruh masyarakat, Forkopimda, organisasi perangkat daerah, TNI/Polri, dan instansi vertikal lainnya.
"Saya menyampaikan rasa terima kasih, dan apresiasi yang tinggi ke seluruh masyarakat dan 'stakeholder' di Kota Langsa terhadap pengurangan risiko bencana,” katanya.
Pemko Langsa tujuh tahun terakhir gencar melakukan sosialisasi dan edukasi terutama ke sekolah-sekolah terhadap pengurangan risiko bencana sebagai wujud sekolah aman bencana. Melakukan rehabilitasi, dan rekontruksi terhadap sarana prasarana masyarakat yang rusak, seperti korban kebakaran dengan membangun rumah.
"Yang tak kalah penting adalah, pelaksanaan safari subuh dan majelis taklim keliling Kota Langsa, menjadi sarana forum penyampaian masyarakat terhadap pengurangan risiko bencana,” kata Wakil Wali Kota Marzuki. (Ant)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...