Laporan PBB: Pembunuhan Demonstran Irak Terus Terjadi
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Pembunuhan yang disengaja, serta penculikan dan penahanan sewenang-wenang adalah di antara pelanggaran yang terus terjadi terhadap demonstran anti-pemerintah di Irak oleh kelompok yang tidak dikenal, menurut laporan PBB yang dirilis hari Rabu (11/12).
Laporan itu muncul di tengah serangkaian pembunuhan yang menargetkan demonstran dan penangkapan terhadap aktivis sipil dan jurnalis yang meningkatkan ketakutan di kalangan pengunjuk rasa.
Sementara itu, kekerasan kembali terjadi di Baghdad tengah ketika 31 pengunjuk rasa terluka oleh tembakan gas air mata pasukan keamanan dalam membubarkan mereka dari lapangan Wathba, sebuah pusat alun-alun di ibukota, kata pejabat keamanan dan kesehatan, dikutip AP.
Laporan dari Misi Bantuan PBB di Irak, UNAMI, meminta pemerintah untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok tak dikenal yang menargetkan para demonstran dan meminta pertanggungjawaban mereka.
Laporan PBB itu berdasarkan wawancara dengan 183 orang yang dilakukan antara tanggal 5 November dan 5 Desember. “UNAMI terus menerima laporan tuduhan yang kredibel atas pembunuhan yang disengaja, penculikan dan penahanan sewenang-wenang yang dilakukan oleh orang-orang bersenjata tak dikenal yang digambarkan sebagai milisi,' 'pihak ketiga yang tidak diketahui,' 'entitas bersenjata,' 'penjahat' dan 'perampas',” kata laporan itu .
"Pemerintah harus mengidentifikasi kelompok-kelompok yang bertanggung jawab tanpa menunda dan meminta pertanggungjawaban pelaku," lanjut laporan itu. Negara memikul tanggung jawab utama untuk melindungi rakyatnya, negara tidak boleh lemah terhadap kekerasan oleh aktor bersenjata yang beroperasi di luar kendali negara, serta mereka yang memiliki jalur pelaporan formal dan informal di dalam negara.
PBB juga menyebutkan "informasi yang kredibel" yang mengindikasikan pada para aktivis dan jurnalis terkenal sedang menjadi sasaran penangkapan oleh pasukan keamanan Irak. Juga tentang "kelompok-kelompok yang digambarkan sebagai 'milisi.'"
Setidaknya lima aktivis penting baru-baru ini hilang, kata laporan itu. "Di luar lapangan Tahrir, kami tidak aman," kata seorang pengunjuk rasa yang tidak memberikan nama belakangnya karena takut akan pembalasan.
“Kami tahu penculikan dan pembunuhan ini dilakukan oleh kelompok-kelompok milisi ini untuk menakuti kami dan membuat kami pergi.”
Laporan itu diterbitkan satu hari setelah pembunuhan Ali Najm al-Lami, yang diculik dari Lapangan Tahrir, pusat gerakan para pemrotes, dan terbunuh di daerah Al-Shaab, timur laut Baghdad, di mana tubuhnya ditemukan dengan luka tembak di kepala. Para pelaku tidak diidentifikasi. Setidaknya tiga aktivis sipil lainnya telah menghilang.
Zaid al-Khafaji, 22 tahun, seorang jurnalis foto yang dikenal karena mendokumentasikan protes, diambil dari rumahnya setelah kembali dari lapangan Tahrir sekitar pukul 04 pagi di lingkungan Qahira, timur laut Baghdad. Sebuah mobil hitam dengan setidaknya empat pria terlihat membawa al-Khafaji.
Sebagian besar demonstran anti-pemerintah ditangkap oleh pasukan keamanan sejak 1 Oktober telah dibebaskan tanpa tuduhan, kata laporan itu. Tanggal 1 Oktober adalah awal ketika demonstrasi massa melanda Irak ketika ribuan demonstran turun ke jalan untuk mengecam korupsi pemerintah yang merajalela.
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...