Latansa Mashiro Tanamkan Jiwa Pancasila Cegah Radikalisme
LEBAK, SATUHARAPAN.COM - Latansa Mashiro Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten menanamkan jiwa Pancasila kepada mahasiswanya untuk mencegah paham radikalisme yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kami sejauh ini belum ditemukan mahasiswa terpapar paham radikalisme maupun terorisme," kata Ketua Bidang Kemahasiswaan Latansa Mashiro Rangkasbitung, Mochamad Husen di Lebak, Jumat (21/2).
Perguruan tinggi kampus Latansa Mashiro menyelenggarakan pendidikan jurusan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE), Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) dan Akademi Kebidanan (Akbid).
Lokasi perguruan tinggi itu di Jalan By Pass Soekarno-Hatta Rangkasbitung seluas delapan hektare hingga kini berkomitmen untuk menanamkan jiwa Pancasila untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ideologi Pancasila juga dapat mempersatukan seluruh bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman perbedaan keyakinan, bahasa, adat dan budaya.
Namun, ditengah keanekaragaman itu tetap kehidupan masyarakat sangat toleransi dan saling hormat menghormati dan menghargai.
"Kami menilai Pancasila itu sudah final dan tidak bisa diubah maupun diganti dengan ideologi lain, karena mampu mempersatukan bangsa itu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, seluruh mahasiswa di sini wajib menanamkan jiwa cinta Tanah Air, karena mereka sebelum masuk kalender akademik dioptimalkan pengenalan kampus melalui ospek untuk mengikuti kegiatan bela negara.
Bela negara itu dibekali ideologi Pancasila, UUD 45 dan NKRI, karena bisa mempersatukan bangsa Indonesia tanpa perbedaan suku, agama, bahasa dan adat.
"Kami yakin dengan ditanamkan jiwa Pancasila itu dapat mencintai Tanah Air," kata dosen mata kuliah Kewarganegaraan dan Pancasila itu.
Ia mengatakan, jumlah mahasiswa Latansa Mashiro mencapai 2.500 orang tersebut hingga kini terbebas dari paham radikalisme dan paham yang menyesatkan lainnya.
Apalagi, kata dia, mahasiswa STAI Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) tentu harus memberikan pemahaman yang benar berdasarkan Alquran dan Alhadist.
Ajaran Islam merupakan agama "Rahmatan Lilalamiin" atau mencintai kedamaian, melindungi kaum minoritas, toleransi, dan cinta tanah air.
"Kami menjamin mahasiswa Latansa Mashiro hingga kini belum ditemukan terpapar radikalisme, karena dioptimalkan pembekalan wawasan kebangsaan Pancasila, UUD dan NKRI dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Sementara itu, sejumlah mahasiswa STAI Latansa Mashiro mengatakan bahwa mereka sangat menerima nilai-nilai ideologi Pancasila karena manfaatnya cukup besar untuk mencintai Tanah Air juga keutuhan NKRI.
Sejauh ini, kata dia, berkat Pancasila bangsa Indonesia lebih kokoh dan kuat untuk membangun bangsa ini menjadi lebih baik untuk mewujudkan kesejahteraan.
Selain itu juga mengutamakan persatuan dan kesatuan ditengah keanekaragaman perbedaan agama, suku, adat dan bahasa.
"Kami sangat mencintai Pancasila karena sebagai falsafah ideologi negara," kata Euis, seorang mahasiswa STAI Latansa Mashiro. (Ant)
Enam Manfaat Minum Air Putih Usai Bangun Tidur
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Terdapat waktu-waktu tertentu di mana seseorang dianjurkan untuk me...