Latvia Tidak Akan Lindungi Warga Rusia yang Menghindari Mobilisasi Perang
VILNIUS, SATUHARAPAN.COM-Negara anggota Uni Eropa, Latvia, yang berbatasan dengan Rusia, tidak akan menawarkan perlindungan kepada setiap orang Rusia yang melarikan diri dari mobilisasi pasukan Moskow, kata Menteri Luar Negeri Latvia, Edgars Rinkevics, mengatakan dalam sebuah tweet pada hari Rabu (21/9), mengutip masalah keamanan.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada hari Rabu (21/9) memerintahkan mobilisasi pertama Rusia sejak Perang Dunia Kedua, memperingatkan Barat bahwa jika melanjutkan apa yang disebutnya "pemerasan nuklir" bahwa Moskow akan menanggapi dengan kekuatan dari semua persenjataannya yang luas.
Mobilisasi parsial secara signifikan meningkatkan konflik atas Ukraina dan terjadi ketika Rusia memerangi serangan balasan Ukraina yang telah memaksa pasukannya untuk mundur dan menyerahkan beberapa wilayah yang diduduki.
Putin mengatakan mobilisasi militer parsial sebanyak dua juta pasukan cadangan militernya adalah untuk mempertahankan Rusia dan wilayahnya, dan Rusia mengklaim Barat tidak menginginkan perdamaian di Ukraina.
Dia menyatakan kembali tujuannya adalah untuk "membebaskan" kawasan jantung industri Donbas di timur Ukraina dan bahwa kebanyakan orang di wilayah tersebut tidak ingin kembali ke apa yang dia sebut sebagai "kuk" Ukraina.
Rusia sudah menganggap Luhansk dan Donetsk, yang bersama-sama membentuk wilayah Donbas yang sebagian diduduki Moskow pada 2014, sebagai negara merdeka. Ukraina dan Barat menganggap semua bagian Ukraina yang dikuasai pasukan Rusia diduduki secara ilegal. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Lebanon Usir Pulang 70 Perwira dan Tentara ke Suriah
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Lebanon mengusir sekitar 70 perwira dan tentara Suriah pada hari Sabtu (27/1...