LBH Mawar Saron Berharap Polisi Segera Tindak Panti Asuhan Samuel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pengacara kondang Hotma Sitompoel Hotma Sitompoel menyebutkan polisi tidak segera bertindak ketika terjadi kasus penyiksaan, pelecehan, serta eksploitasi yang menimpa anak Panti Asuhan Samuel.
Di Panti Asuhan Samuel ini, balita usia tiga bulan juga meninggal. Bayi yang berasal dari seorang ibu yang melahirkan di panti itu. Setelah melahirkan, ibunya disuruh keluar. Sementara bayinya ditinggal dan tidak dirawat.
Mereka selalu bertanya mana buktinya? Apa saksinya? Semua sudah lengkap koq. Jadi kalau ditanya, kenapa belum ada tindakan? Saya tidak bisa jawab. Saat ini masih ada orang disekap di dalam situ. Mau tunggu apa lagi ini? Tunggu ada korban lagi? kata Hotma Sitompoel di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mawar Saron dalam keterangannya kepada pers di kantornya di Jakarta pada Senin (24/2).
Pendamping hukum korban, Juliana Rosalita, menyebutkan selain ketujuh orang anak panti yang berada di kantor LBH Mawar Saron juga ada beberapa anak yang sebelumnya lari dari Panti Asuhan Samuel. Mereka semua ditampung di rumah aman. Itu atas bantuan KPAI.
Lanjutnya, Tujuh orang anak ini melarikan diri karena sudah tidak tahan untuk dipukul dan disiksa.
Kasus di Panti Asuhan Samuel sudah dilaporkan ke Mabes Polri. Tetapi kasus ini kemudian dilempar ke Polda Metro Jaya. Beberapa alat bukti dan keterangan saksi sudah diserahkan ke polisi.
Anak-anak ini pun juga sudah divisum. Beberapa juga ditemukan tindak pidana lainnya selain kekerasan fisik ada juga kekerasan seksual yang terjadi di panti itu dilakukan yang masih diduga pemilik panti. Sampai dengan detik ini masih ada anak-anak panti yang tersandera di dalam sana. Kami hanya bisa menyelamatkan beberapa orang saja dan ini pun mereka melarikan diri. Ada yang mencoba melarikan diri. Ada yang sudah tidak tahan mencoba mengikuti jejak teman-temannya lain dan melarikan diri juga bersama dengan kami. Kami bantu pihak penyidik untuk meneliti alat-alat buktinya, mencari fakta-fakta hukum di lapangan. Kami berharap pada siaran hari ini pihak kepolisian hari ini dapat bergerak dengan cepat, kata Juliana.
Yoyok, salah seorang donatur Panti Asuhan Samuel, turut menceritakan kecurigaannya tentang pengelolaan panti asuhan ini. Pada saat itu kami meminta ada penataan dan lain sebagainya untuk kemudian anak-anak ini supaya teratur hidupnya. Mereka mengatakan bahwa donatur hanya menyumbang. Tidak perlu turut campur. Itulah yang membuat kami sebenarnya mulai kami curiga dan perlu ada sesuatu yang kita perbuat begitu.
Bagaimana di negara Republik Indonesia ini ada hal seperti ini bisa terjadi? Kami merasa perlu semua pihak perlu menaruh perhatian pada kasus ini supaya tidak terulang lagi. Adalah sangat menyakitkan hati di mana satu yayasan menyebut yayasan yang seyogyanya melakukan kebaikan, segala sesuatu yang terbaik untuk anak-anak, calon pemimpin bangsa ini, kami sangat sedih. Karena kejahatan yang terjadi di dalam yayasan itu masih berlangsung terus sampai saat ini, kata Hotma Sitompoel.
Editor : Bayu Probo
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...