Lea Simanjuntak Kenalkan Definisi Musikal
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gedung Pusat Kebudayaan Amerika, Pacific Place, Jakarta Selatan pada Sabtu (17/1) malam dipenuhi riuh tepuk tangan penonton menyaksikan pertunjukan gabungan lagu, dialog, akting, dan tarian dalam kemasan musikal Simanjuntak bersaudara.
Lea Simanjuntak, soprano yang naik daun setelah menjadi bintang musikal Laskar Pelangi gubahan Erwin Gutawa, malam itu tampak anggun mengenakan kostum balerina. Ia memang didaulat menjadi ‘pemeran utama’ dalam acara bertajuk Broadway Night yang digelar @america tersebut.
Dengan iringan apik dari Rabukustik Band, pemilik range vokal lebar dan penyuka lagu-lagu emosional ini membius penonton dengan lagu-lagu sepanjang masa, seperti I Dream a Dreamed, Man of Lamancha, dan Panthom of the Opera.
“Banyak sekali yang hadir pada malam hari ini. Saya ingin menyuguhkan lagu-lagu kesukaan saya, lagu-lagu emosional yang membuat kita menangis, yang membuat kita sedih,” kata Lea saat menyapa penonton.
Tak mau lama-lama membuat penonton larut dalam kesedihan, Lea bersama tiga saudaranya Sophie Navita, Troy Bonardo, Tina Simanjutak pada etape selanjutnya menampilkan lagu-lagu yang lebih ceria.
Sepanjang pertunjukan berlangsung, empat bersaudara ini tampak berhasil mengaduk-aduk perasaan penonton dengan repertoar yang disuguhkan.
Komponis Erwin Gutawa yang turut hadir menjadi penonton dalam pertunjukan tersebut mengatakan Lea secara tidak langsung telah mengenalkan definisi musikal kepada masyarakat Indonesia.
“Saya memang penggemarnya Lea Simanjuntak sejak dulu dan saya suka dengan repertoar-repertoarnya. Lea memang biasa membawakan lagu-lagu musikal,” kata Erwin saat ditemui satuharapan.com seusai pertunjukan.
Lagu musikal menurut Erwin memang memiliki kesulitan tingkat tinggi. Selain bernyanyi, para penampil juga harus beradu peran, menari, dan menampilkannya dalam satu kemasan yang teatrikal.
“Musikal ini lagu kini, tapi penyanyi harus membawakannya dengan bercerita. Musikal ini ada unsur klasik, jazz, dan segala macam, bisa bersatu dalam satu panggung, tergantung komposernya,” kata komponis musikal Laskar Pelangi ini.
Pasar yang Sulit
Meski musikal ini telah membudaya di banyak negara, terutama di Eropa dan Amerika, Erwin mengaku di Indonesia pasar pertunjukan musikal masih sangat sulit.
“Kita masih baru membentuk komunitasnya, seperti musikal Laskar Pelangi yang saya bentuk bersama Mira Lesmana dan Riri Riza. Saya ingin membawa peertunjukan musikal ini menjadi salah satu alternatif orang untuk berkesenian,” ujar Erwin.
Sayangnya, komunitas musikal di Indonesia ini belum solid dan belum terbentuk.
“Orang pun masih rancu dengan drama musikal. Jadi definisi musikal masih harus sering diperkenalkan ke masyarakat Indonesia. Bahkan, orang musik pun banyak yang kurang mengenal dunia musikal itu apa,” Erwin menambahkan.
Sementara itu, pemilik bakat musikal seperti Lea Simanjuntak di indonesia menurut Erwin cukup banyak. Namun, potensi yang ada saat ini terhalang dengan kurangnya wadah musikal.
“Makanya itu sulit ditemukan peyanyi-penyanyi yang hebat. Bakat di Indonesi sebenarnya banyak, namun untuk penyanyi musikal atau opera, mereka tidak memiliki panggung yang banyak. Jadi kalau musikal di Indonesia banyak penggemarnya, akan banyak bermunculan bintang-bintang musikal seperti Lea Simanjuntak,” kata Erwin menutup perbincangan.
Turut hadir dalam pertunjukan tersebut, pemain harpa Maya Hasan, sutradara peraih piala citra Riri Riza, penulis Dewi Lestari, terapis Reza Gunawan, dan penyanyi Yuka Tamada.
Editor : Eben Ezer Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...