Ledakan pada Pipa Gas, Iran Tuduh sebagai Sabotase Teroris
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Ledakan terjadi pada pipa gas alam di Iran pada hari Rabu (14/2) pagi, dan seorang pejabat menyalahkan ledakan tersebut sebagai akibat dari “aksi sabotase dan teroris” di negara tersebut ketika ketegangan masih tinggi di Timur Tengah di tengah perang Israel terhadap Hamas. di Jalur Gaza.
Rinciannya masih belum diketahui secara pasti, meskipun ledakan tersebut mengenai pipa gas alam yang membentang dari provinsi Chaharmahal dan Bakhtiari di Iran barat hingga ke kota-kota di Laut Kaspia di utara Iran. Jalur pipa sepanjang sekitar 1.270 kilometer (790 mil) dimulai di Asaluyeh, pusat ladang gas South Pars lepas pantai Iran.
Saeed Aghli, manajer pusat kendali jaringan gas Iran, mengatakan kepada televisi pemerintah Iran bahwa tindakan “sabotase dan teroris” menyebabkan ledakan di beberapa area jalur tersebut.
Tidak ada kelompok pemberontak yang diketahui beroperasi di provinsi tersebut, yang merupakan rumah bagi Bakhtiari, cabang dari kelompok etnis Lur di Iran. Aghli tidak menyebutkan satu pun tersangka dalam ledakan tersebut.
Di masa lalu, kelompok separatis Arab di barat daya Iran telah mengklaim serangan terhadap jaringan pipa minyak. Namun, serangan terhadap infrastruktur seperti ini jarang terjadi di tempat lain.
Iran telah menghadapi kerusuhan separatis tingkat rendah dari suku Kurdi di barat laut, suku Baluch di timur, dan suku Arab di barat daya sejak Revolusi Islam tahun 1979.
Namun, ketegangan meningkat dalam beberapa tahun terakhir ketika Iran menghadapi perekonomian yang tertatih-tatih akibat sanksi internasional atas program nuklirnya. Negara ini telah menghadapi demonstrasi massal selama bertahun-tahun, yang terbaru pada tahun 2022 atas kematian Mahsa Amini setelah penangkapannya yang diduga terkait dengan cara dia mengenakan jilbab wajib.
Sementara itu, Israel telah melakukan serangan terhadap Iran, namun sebagian besar menargetkan program nuklirnya. Pada hari Selasa (13/2), kepala pengawas nuklir PBB memperingatkan bahwa Iran “tidak sepenuhnya transparan” mengenai program atomnya, terutama setelah seorang pejabat yang pernah memimpin program Teheran mengumumkan bahwa Republik Islam memiliki semua senjata “di tangan kita.”
Ketegangan mengenai program nuklir Iran terjadi ketika milisi yang dipersenjatai di wilayah tersebut – Hizbullah di Lebanon dan pemberontak Houthi di Yaman – melancarkan serangan yang menargetkan Israel selama perang di Gaza. Kelompok Houthi terus menyerang pelayaran komersial di wilayah tersebut, yang memicu serangan udara berulang kali dari AS dan Inggris. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...