Letusan Semeru, Warga Mulai Kembali ke Rumah, 699 Masih Mengungsi
LUMAJANG, SATUHARAPAN.COM-Dua hari pasca erupsi Gunungapi Semeru, atau Selasa (6/12), para pengungsi mulai kembali ke tempat tinggal masing-masing. Hingga saat ini, masih ada 699 warga yang masih bertahan di pengungsian, karena jarak tempat tinggal mereka berada pada zona merah.
Erupsi gunung api Semeru yang ditandai dengan adanya Awan Panas Guguran (APG) hingga sejauh 19 kilometer telah berdampak di lima desa di empat kecamatan. Desa yang terdampak adalah Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di Kecamatan Rowokangkung, Desa Sumberwuluh dan Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro serta Desa Pasirian di Kecamatan Pasirian.
Sementara itu, Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 29 ekor ternak mati, 71 hektare lahan pertanian terdampak, dua unit jembatan terdampak, tiga kilometer ruas jalan terdampak, satu fasilitas pendidikan terdampak dan empat tempat ibadah terdampak.
Erupsi Gunungapi Semeru masih berlangsung hingga hari ini. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat pada pukul 05:02 WIB telah terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu teramati ± 400 meter di atas puncak (± 4.076 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah selatan dan barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 73 detik.
Gunung api Semeru telah dinaikkan statusnya menjadi Level IV atau 'Awas' sejak Minggu (4/12) pukul 12:00 WIB. Oleh sebab itu, direkomendasikan kepada seluruh masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 kilometer dari puncak.
PVMBG juga meminta masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius delapan kilometer dari kawah/puncak gunung api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak gunung api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...