Lewat Twitter, Presiden Doakan Peserta UN
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendoakan para siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat yang mengikuti Ujian Nasional (UN) pada 5 - 8 Mei 2014 mendatang.
“Anak-anakku, selamat menempuh Ujian Nasional tiga hari ke depan. Saya doakan semoga lancar dan sukses serta lulus dengan hasil terbaik,” kata Presiden Yudhoyono dalam akun Twitternya @SBYudhoyono, Senin (5/5) pagi.
UN berlangsung di seluruh daerah di Indonesia sebagai salah satu syarat kelulusan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Jumlah peserta UN untuk SMP atau sederajat di seluruh Indonesia mencapai 3,9 juta siswa lebih dan untuk peserta yang ikut Kejar Paket B sebanyak 227.743 orang.
Dalam UN, mata pelajaran yang diujikan yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Di DKI Jakarta, jumlah peserta UN dari SMP sebanyak 113.933 siswa, MTs sebanyak 17.806 siswa, dan SMP Luar Biasa sebanyak 208 siswa.
Di Kepulauan Riau, setidaknya 22.268 siswa SMP mengikuti ujian nasional. Sementara di Sumatera Barat 84.458 pelajar SMP mengikuti UN. Di Maluku sebanyak 32.187 siswa SMP ikut UN.
UN menjadi salah satu isu nasional setiap tahun, mengingat ujian ini merupakan salah syarat kelulusan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.
4.130.681 Pelajar SMP Ikuti UN
Sebanyak 4.130.681 pelajar setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Paket B di Tanah Air mengikuti ujian nasional (UN) yang dimulai hari ini. Jumlah 4.130.681 itu terdiri atas 3.902.948 pelajar SMP/MTS dan 227.743 peserta UN Paket B.
“Semua persiapan sudah matang. Semoga hari ini tidak ada masalah dalam pelaksanaannya,” ujar Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan, Musliar Kasim, saat dihubungi dari Jakarta, Senin.
Sehari sebelumnya, Wamendikbud telah melakukan pemantauan akhir ke sejumlah sekolah di Jakarta, termasuk ke SMPN 200 Rorotan Jakarta, yang mengalami musibah kebakaran pada Sabtu (3/5) sore.
“Peserta UN SMPN 200 dipindahkan ke dua SD terdekat, yakni SDN 01 Rorotan dan SDN 04 Rorotan,” katanya menjelaskan. UN untuk tingkat SMP sederajat itu dilangsungkan mulai Senin (5/5) hingga Kamis (8/5).
Mata pelajaran yang diujikan untuk hari pertama adalah Bahasa Indonesia. Mata pelajaran lain yang diujikan adalah Matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Wamendikbud juga memastikan tidak ada lagi soal UN yang dipolitisasi seperti halnya soal UN SMA sederajat untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Kemdikbud telah mengecek dan mengganti soal-soal yang terdapat nama tokoh politik.
Sempat Bingung
Sejumlah peserta UN SMP mengaku sempat bingung saat diberi soal pendamping saat ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia pada UN hari pertama, Senin.
“Awalnya bingung kenapa ada dua soal karena tidak diberi tahu sebelumnya, tapi setelah itu tidak masalah,” kata Aldimulyawan, salah satu siswa SMP 280 Menteng, Jakarta Pusat kepada Antara, usai menjalani UN.
Aldi yang mengaku sempat kesulitan saat mengerjakan soal terkait majas itu mengatakan dua jenis soal yang diberikan tidak menjadi hambatan dalam mengerjakan soal.
Hal senada disampaikan siswa lain, Jamiah. Meskipun sempat kaget saat dibagikan dua jenis soal, ia mengaku cukup lancar mengerjakan 50 soal ujian bahasa Indonesia.
Jamiah menuturkan dua soal tersebut dibedakan dengan sampul. Soal dari nomor satu hingga 12 serta soal nomor 39 sampai nomor 50 tidak disampul. Sedangkan lembar soal lainnya nomor 13 hingga nomor 38 disampul.
“Soal nomor 13 sampai 38 isinya soal cerita dan surat untuk pesan singkat,” jelas siswa yang memakai kacamata itu.
“Tidak ada nama pejabat dalam soal,” tambah Jamiah saat ditanya apakah ada nama sejumlah tokoh pejabat.
Wakil Kepala Sekolah SMP 280 Bakri mengaku baru mengetahui Senin pagi ini bahwa ada soal pendamping yang diberikan kepada siswa.
“Saya baru tahu pagi tadi saat soal dibagikan. Tidak tahu kenapa ada soal pendamping itu, bisa saja untuk mengecoh kalau saja ada bocoran misalnya atau terkait munculnya nama Jokowi dalam soal ujian bahasa Indonesia pada UN SMA,” jelas Bakri yang juga guru olahraga itu.
Namun, Bakri optimistis para siswanya tidak terhambat dengan adanya soal pendamping.
“Mereka kan langsung diarahkan sebelum ujian dimulai. Keterangannya juga sudah ditulis di papan tulis, jadi saya rasa tidak masalah,” ujar Bakri.
Nama calon presiden (capres) PDIP Joko Widodo (Jokowi) sempat muncul di soal UN tingkat SMA, SMK, MA mata pelajaran bahasa Indonesia. Nama Jokowi juga muncul dalam soal UN tingkat SMA, SMK, dan MA dalam soal bahasa Inggris. Dan, kali ini lagi-lagi nama Jokowi muncul dalam soal Bahasa Indonesia braille yang ditujukan untuk siswa penyandang tunanetra tingkat SMP/MTs.
Jokowi yang juga Gubernur DKI Jakarta sempat menyatakan keberatan atas pencatuman namanya dalam soal UN tersebut. Apalagi pelaksanaan UN berlangsung menjelang Pemilihan Presiden 2014. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...