Libya Minta Liga Arab Serang ISIS di Sirte
TRIPOLI, SATUHARAPAN.COM - Pemerintahan Libya yang diakui secara internasional menyerukan kepada negara-negara Arab untuk mengebom target kelompok ISIS di Sirte, setelah memperingatkan adanya “pembantaian” di kota pesisir tersebut.
“Kami mendesak negara-negara Arab... untuk meluncurkan serangan udara terhadap posisi kelompok teroris Daesh,” ungkap pemerintahan yang berbasis di bagian timur negara dalam sebuah pernyataan di laman Facebook pada hari Sabtu (15/8), menggunakan nama lain ISIS dalam bahasa Arab.
Pemerintah juga kembali menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB untuk mencabut embargo senjata yang menurut mereka menghambat perlawanan militer terhadap ISIS, yang merebut kontrol Sirte pada bulan Juni lalu.
Pertempuran untuk merebut kontrol kota itu meletus dari Selasa hingga Sabtu, namun pada Minggu (16/8) dilaporkan tenang.
“Tidak ada pertempuran hari ini,” ungkap pejabat di dewan lokal Sirte kepada AFP melalui sambungan telepon.
“Cukup tenang. Kami tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya, tapi beberapa pemuda bersenjata yang memerangi ISIS meninggalkan area pertempuran dan kota itu.”
“Mereka tidak bisa mendapat bantuan nyata apa pun dari pemerintah, jadi mereka harus menghentikan pertempuran,” ungkap pejabat itu.
Liga Arab akan Bertemu untuk Hadapi ISIS di Libya
Sementara Liga Arab akan menyelenggarakan sidang luar biasa pada Selasa (18/8) untuk membahas permintaan Libya -agar negara-negara Arab melakukan tindakan terhadap kelompok ISIS di Sirte, kata seorang diplomat, hari Minggu (16/8).
Pemerintahan Libya yang diakui internasional dan berkantor di wilayah timur negara itu mendesak negara-negara Arab "untuk mengesahkan langkah-langkah menghadapi" kelompok ISIS.
Pertemuan hari Selasa nanti akan dilaksanakan oleh delegasi-delegasi permanen Liga Arab --yang berpusat di Kairo, kata duta besar Yordania untuk Mesir, Bisher Khasawneh, kepada para wartawan. Khasawneh juga merupakan wakil tetap Yordania untuk Liga Arab.
Milisi-milisi ISIS telah menguasai kota pantai Libya, Sirte, mereka mendapatkan pijakan baru di negara yang kacau karena adanya pemerintah-pemerintah tandingan itu.
ISIS telah memenggal kepala 12 milisi setempat, yang memerangi mereka di wilayah timur kota, dan menggantung mayat-mayat korban di palang-palang, demikian dilaporkan kantor berita LANA, hari Sabtu (15/8).
Mesir dan Uni Emirat Arab telah melakukan sejumlah serangan udara di Libya dalam beberapa tahun terakhir dengan menargetkan kelompok militan ISIS dan milisi-milisi yang menentang pemerintahan yang diakui internasional. (AFP)
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...