Lidah Buaya, Mampu Serap Senyawa Berbahaya
SATUHARAPAN.COM – Sejak ribuan tahun silam tumbuhan lidah buaya yang dapat ditemukan dengan mudah di kawasan kering di Afrika ini, dikenal sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manfaat tanaman lidah buaya berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika, serta sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan, bahkan penyerap senyawa berbahaya dalam ruangan.
Lidah buaya, yang memiliki nama ilmiah Aloe vera, adalah tumbuhan perdu basah. Batangnya yang pendek, tertutup daun-daun yang rapat.
Daun-daunnya berbentuk pita berlapis lilin dengan helain yang panjang dan meruncing pada ujungnya. Berdaging tebal dan tidak bertulang, daun yang berbentuk pedang itu bersifat sukulen (mengandung air).
Lidah buaya mempunyai kandungan nutrisi lengkap. Mengutip dari buku Herba dan Tanaman Hias Penangkal Nyamuk dan Polusi Udara (2006), selain beberapa vitamin, lidah buaya juga mengandung choline, inositol, dan asam folat. Kandungan mineralnya antara lain kalsium, magnesium, potasium, sodium, besi, zinc, khromium. Sementara enzim yang dikandung di antaranya amilase, katalase, selulose, karbooksipeptidae, karbooksihelolase, dan brandikinase.
Lidah buaya dimanfaatkan sebagai obat sejak zaman dulu kala. Bangsa Mesir Kuno, misalnya, memanfaatkannya sejak 1500 SM, dan menyebut lidah buaya tanaman keabadian.
Di India, lidah buaya banyak dikonsumsi masyarakat sebagai makanan ringan harian dan sebagai kosmetik alami pengusir komedo, berdasarkan khasiatnya menghaluskan dan mempercepat proses penyembuhan kulit. Selain untuk penyembuhan, lidah buaya juga dapat memberikan kesegaran pada wajah.
Dr A Seno sastroamidjojo dalam bukunya, Obat Asli Indonesia (1965), menyebutkan manfaat lidah buaya sebagai obat sakit kepala, obat asma dans esak napas, obat luka bakar, obat batuk untuk anak-anak, dan obat bagi penderita tuberkulosis awal. Beberapa masyarakat memanfaatkan lidah buaya sebagai obat penyubur rambut.
Kini, lidah buaya juga dikenal sebagai penyerap polutan dalam ruangan. Formaldehid termasuk satu dari tiga senyawa utama racun berbahaya dalam ruangan yang jumlahnya paling besar, menurut penelitian Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), dikutip dari buku Herba dan Tanaman Hias Penangkal Nyamuk dan Polusi Udara. Dua senyawa lain polutan dalam ruangan adalah bensena dan trikhloroetilen.
Penelitian Wahyono E dan Kusnandar (2002), seperti dikutip dari Wikipedia, menyebutkan lidah buaya berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri, dan membantu proses regenerasi sel. Di samping menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, lidah buaya dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung penyakit kanker, penderita HIV/AIDS.
Begitu banyak khasiatnya, lidah buaya tercatat sebagai satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...