Liga Arab Dukung Arab Saudi Tolak Duduk di Dewan Keamanan PBB
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Sekretaris Jenderal Liga Arab. Nabil Al Araby, menyatakan mendukung keputusan Arab Saudi untuk menolak duduk sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa).
Hal senada juga diungkapkan Sekretaris Jenderal Gulf Cooperation Council (Dewan Kerjasama Teluk / GCC), Abdul Latif bin Rashid Al Zayani. Dia menggarisbawahi pentingnya seruan Arab Saudi untuk mewujudkan reformasi yang fundamental terhadap sistem Dewan Keamanan.
Al-Araby, dalam sebuah pernyataan sebagaimana dirilis kantor berita negara Qatar (QNA), mengatakan, keputusan Saudi akan memicu upaya reformasi DK PBB. Dia membenarkan bahwa DK PBB gagal mengatasi banyak masalah mendesak seperti masalah Palestina dan konflik Suriah atau membersihkan Timur Tengah dari senjata pemusnah massal.
Dewan Keamanan membutuhkan "reformasi yang komprehensif" yang meliputi pembatasan penggunaan veto oleh lima anggota tetap, Amerika Serikat, Rusia, China, Prancis dan Inggris.
Arab Saudi meminta maaf kemarin untuk tidak menerima keanggotaan DK PBB sampai Dewan direformasi dan diaktifkan secara efektif dan praktis untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memelihara perdamaian dan keamanan internasional.
Dukungan Qatar
Pemerintah Qatar juga menyatakan mendukung sikap Arab Saudi. "Qatar setuju dengan alasan yang diuraikan oleh Kerajaan Arab Saudi untuk mengabaikan kursi keanggotaan non permanen di Dewan Keamanan," kata QNA , mengutip sumber resmi dari Kementerian Luar Negeri.
Sementara itu, negara-negara Arab lainnya mengajukan banding ke Arab Saudi untuk mengubah keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menolak kursi keanggotaan.
Duta besar Arab di PBB menyampaikan hal itu pada Sabtu (19/10) setelah pertemuan darurat yang mengejutkan hari Jumat dengan pengumuman Arab Saudi menolak keanggotaan mdan menyampaikan kemarahan atas kegagalan masyarakat internasional untuk mengakhiri perang di Suriah.
Para pemimpin Arab Saudi harus "mempertahankan keanggotaannya di Dewan Keamanan dan melanjutkan peran mereka yang berani dalam membela isu-isu kami khusus di mimbar Dewan Keamanan," kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh negara-negara Arab di PBB.
Namun pernyataan itu menambahkan bahwa adalah penting bagi Arab Saudi untuk mewakili dunia Arab dan Muslim di dewan pada tahap ini yang penting dan bersejarah, khususnya untuk kawasan Timur Tengah.
Banyak diplomat dan analis mengatakan protes Arab Saudi adalah sebuah pesan kepada Amerika Serikat yang ingin sikap lebih keras terhadap Suriah dan marah terhadap Washington telah membuka kontak dengan Iran.
Arab Saudi marah dengan meningkatnya hubungan antara Washington dan Teheran, musuh lama Arab Saudi. Hal itu dimulai ketika Presiden AS, Barack Obama, berbicara melalui telepon dengan Presiden Iran, Hassan Rouhani.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...