Liga Muslim Dunia Ingin Belajar Toleransi Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Delegasi Rabithah Al-Alam Al-Islami atau World Moslem League (WML) berkunjung ke Indonesia dan mengaku ingin belajar toleransi ala Indonesia.
"Satu hal yang kami observasi di Indonesia dengan adanya banyak keberagaman di Indonesia tapi tetap mampu untuk tetap toleran dan mampu untuk bersatu dan kami negara-negara Islam lainnya ingin mencontoh dari Indonesia," kata Sekretaris Jenderal World Moslem League Sheikh Mohammed Abulkarim Al-Essa di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (26/2).
Sheikh Mohammed Abdulkarim didampingi Deputi Sekretaris Jenderal untuk Hubungan Internasional WML Mohammed Saeed Almajdoui, Penasihat untuk Sekretaris Jenderal WML Osamah Jibran Alqahtani dan Kepala Kantor Perwakilan WML di Jakarta Fahad Mohammed Alharbi bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Dalam pertemuan tersebut Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Agama Fachrul Razi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
"Dalam hal ini nilai-nilai mulia tersebut kami mohon kepada Indonesia untuk dapat dibagi dan disampaikan kepada berbagai mitra Indonesia, negara-negara sahabat baik dari dunia Islam maupun non-Islam," ungkap Mohammed.
Mohammed menilai bahwa Indonesia adalah negara yang moderat yang dicontoh negara-negara lain.
"Kami negara-negara Islam di dunia internasional sangat memahami dan mengapresiasi berbagai langkah Indonesia untuk memajukan Islam yang moderat dan terbuka terhadap modernisme dan Islam yang berorientasi terhadap kemajuan," tegas Mohammed.
Rabithah Alam Islami atau dikenal sebagai Liga Dunia Islam adalah lembaga Islam nonpemerintah terbesar di dunia. Beberapa kegiatan yang rutin digelar Rabithah Alam Islami di Indonesia adalah konferensi media Islam internasional.
Rabithah Alam Islami didirikan pada Dzulhijah 1381 H atau Mei 1962 di Makkah, Arab Saudi. Organisasi ini disponsori Raja Arab Saudi Raja Faisal bin Abdulazis. Salah satu aktivitas pertama Liga Muslim Dunia saat berdiri adalah mengawasi pembangunan Masjidil Haram.
Selain itu, tugas penting yang diemban Rabithah adalah menyampaikan risalah Islam dan ajarannya ke seluruh dunia serta menghilangkan kesan yang keliru tentang Islam yang ditimbulkan musuh-musuh Islam.
Dalam dakwah, Rabithah sering memanfaatkan musim haji dengan menggelar berbagai kajian tentang Islam di Makkah. Mereka juga mendukung dan memberi fasilitas para dai di seluruh dunia dalam melaksanakan agenda dakwahnya. Di bidang pendidikan, Rabithah memberikan bantuan kepada perguruan Islam di seluruh dunia.
Yang cukup menonjol, Rabithah juga menaruh perhatian serius terhadap pers dan media massa. Liga Muslim Dunia menerbitkan berbagai jurnal dan produk jurnalistik dalam berbagai bahasa dan disebarkan ke seluruh dunia. Mayoritas, isinya tentang dakwah dan pendidikan.
Majalah yang diterbitkan Rabithah dalam bahasa Arab adalah Rabithah al-’Alam al-Islami. Majalah ini berisi informasi tentang ajaran dan dunia Islam, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Di samping itu, Rabitahh juga menerbitkan surat kabar pekanan bernama Akhbar al-’Alam al-Islami.
Indonesia ditunjuk menjadi kantor perwakilan Dewan Masjid Sedunia untuk wilayah Asia Pasifik. Kegiatan Rabithah untuk membela kaum Muslim yang tertindas adalah mengecam pemerintahan Myanmar yang ingin menghapuskan identitas Islam di negeri itu dan mendukung kemerdekaan Palestina. (Ant)
Gagal Pameran di Galeri Nasional, Yos Suprapto Tarik Lukisan...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Pelukis Yos Suprapto mengungkapkan alasan pameran tunggalnya di Galeri Nasi...