Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 12:26 WIB | Minggu, 04 September 2016

Liliyana Berkomitmen Tinggi Bagi Bulutangkis

Andalan ganda campuran bulu tangkis Indonesia, Tontowi Achmad (paling kiri), Liliyana Natsir (kanan), dan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi (tengah) saat pemberian bonus Olimpiade secara simbolis dari pemerintah beberapa waktu lalu. (Foto: badmintonindonesia.org)

KUDUS, SATUHARAPAN.COM – Mantan pebulu tangkis putri Indonesia, Susy Susanti menjelaskan keberhasilan Liliyana Natsir menjadi juara di nomor ganda campuran, karena Liliyana memiliki komitmen dan dedikasi tinggi atas profesi yang telah dipilihnya.

“Liliyana itu memegang komitmen juara dan fokus dalam mempersiapkan dirinya, dia tahu apa yang dituju, tidak usah disuruh-suruh,” kata Susy disela-sela Audisi Umum PB Djarum di Kudus, Jawa Tengah, hari Jumat (2/9).

Liliyana Natsir menjadi pebulu tangkis putri kedua Indonesia yang berhasil memenangkan medali emas olimpiade. Pemain spesialis ganda campuran ini meraih emas di Olimpiade 2016 bersama Tontowi Ahmad. Susy Susanti adalah pebulu tangkis putri pertama yang mempersembahkan medali emas dari sektor tunggal putri di Olimpiade 1992.

Kemenangan Liliyana di Olimpiade  membuat Susy merasa lega karena prestasi Indonesia di cabang bulutangkis terus berkesinambungan. Menurut Susy, kemenangan Tontowi/Liliyana  membuktikan kalau atlet putri Indonesia memiliki potensi untuk berprestasi tinggi dan mengharumkan nama negara di Olimpiade.

“Sebetulnya setiap orang punya bakat juara, tetapi semua tergantung bagaimana dia bisa memaksimalkan potensinya itu,” kata Susy.

“Jadi juara tidak mudah, butuh proses, perjuangan dan kerja keras. Saya lihat ini ada dalam diri Liliyana. Dia sudah nggak muda, sudah 30 tahun tetapi dia nggak kalah sama yang muda,” kata dia.

Selain Susy dan Liliyana, ada tiga pebulu tangkis putri yang meraih medali olimpiade. Di sektor tunggal putri, Mia Audina menyumbangkan medali perak di Olimpiade Atlanta 1996, dilanjutkan dengan Maria Kristin Yulianti pada Olimpiade Beijing 2008. Dari sektor ganda campuran, ada Minarti Timur yang meraih medali perak di Olimpiade Sydney 2000 berpasangan dengan Trikus Harjanto.

Susy mengatakan menjadi juara bukan sekadar mengedepankan semangat juang, namun sikap dan tingkah laku di dalam dan di luar lapangan juga harus baik. “Sama seperti Hendra Setiawan (andalan ganda putra bulutangkis Indonesia, Red). Mereka sudah membuktikan diri, menjadi juara tidak hanya di lapangan tetapi juga di latihan, lalu sikap mereka terhadap adik-adiknya, bisa menjadi contoh,” kata Susy. (badmintonindonesia.org)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home