Lima Guru Korban Kelompok Kriminal Separatis di Papua Belum Dievakuasi
JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM – Lima orang guru dilaporkan belum berhasil dievakuasi dari Aroanop, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, karena cuaca buruk, namun dipastikan para guru yang sebelumnya dalam ancaman Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) itu dalam kondisi aman. Beberapa guru sebelumnya diberitakan sempat disandera Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB). Mereka mengalami perlakukan kekerasan serta dugaan pelecehan seksual.
Secara keseluruhan, guru yang bertugas di kedua kampung tersebut berjumlah 18 orang. Namun, hanya 13 orang yang dievakuasi, sementara 5 orang lain menunggu proses evakuasi selanjutnya.
Memang betul hingga kini masih ada lima guru yang belum dievakuasi karena faktor cuaca, kata Kapendam XVII Cenderawasih Kol Inf Muhammad Aidi kepada Antara, Kamis (19/4). Dia mengatakan, kelima guru yang belum bisa dievakuasi adalah guru pria, namun mereka dalam pengamanan masyarakat dan anggota TNI yang sudah berhasil mengusai kawasan Aroanop.
Kelima guru itu rencananya akan dievakuasi Jumat (20/4) dengan menggunakan helikopter jenis Bell milik TNI-AD.
"Mudah-mudahan cuaca bersahabat sehingga evakuasi dapat dilakukan," kata Kol Inf Aidi yang dihubungi melalui telepon selularnya.
Mantan Wasintel Kodam XVII Cenderawasih mengatakan, tercatat 13 guru yang sudah berhasil dievakuasi pada Kamis (19/4) pagi, dengan menggunakan dua helikopter TNI-AD.
Mereka sekarang sudah kembali ke keluarga masing-masing di sekotar Kota Timika, setelah sebelumnya diperiksa kesehatannya di RSUD Timika, kata Kol Inf Aidi.
Dari 13 guru itu, delapan di antaranya diketahui bernama Rano Samsul, Natalis Babaubun, Agustinus Medi, Longginus Samderubun, Sarlotta Anaktototi, Lusiana Hungan, Martha Mabesi, dan Melita.
Dansatgas evakuasi, Kolonel Inf Frits, mengatakan, sejumlah aparat TNI sudah berhasil menguasai kedua kampung tersebut.
“Situasi terakhir di Kampung Aroanop telah aman dan berangsur kondusif. TNI juga memukul mundur KKSB dan mengamankan kampung Aroanop,” katanya kepada wartawan di Timika.
Samsul, guru kontrak yang ikut dalam proses evakuasi, mengisahkan mereka disandera, Jumat (13/4) sore. Kedatangan KKSB lengkap dengan membawa senjata api.
“Semua guru ditodong dengan senjata api dan senjata tajam. Mereka masuk ke kampung Aroanop, sekitar 45 menit. Guru laki-laki dan perempuan dipisahkan,” katanya.
“Guru perempuan disiksa, dipukul dan ditendang. Ada teman guru perempuan yang mengalami pelecehan seksual dan mengalami memar di wajah serta trauma,” kata Samsul.
Setelah itu, KKSB pergi membawa serta 10 handphone dan 4 laptop serta persediaan bahan makanan para guru.
Meski demikian, kondisi para guru yang berada di Kampung Jagimin tetap aman, namun mereka khawatir dan merasa ketakutan.
“Para guru di SD Jagamin, merasa takut dengan keberadaan KKSB. Syukur mereka tidak mendapat kekerasan di sana,” katanya lagi.
Sebagai langkah pencegahan, evakuasi tetap harus dilakukan juga untuk para guru di Kampung Jagimin. Beberapa guru sebenarnya mengaku berat meninggalkan tempat tugas karena beberapa pekan lagi akan digelar ujian.
Para guru yang diketahui merupakan guru kontrak dan guru praktik kerja lapangan ini, tanpa pamrih mengajar anak-anak SD Aroanop dan SD Jagimin. Dengan harapan, anak-anak tersebut kelak mendapat ilmu yang berguna untuk membangun kedua kampung itu. (Antaranews.com/arfaknews.com)
Editor : Sotyati
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...