Lima Tempat Melepas Penat di Jakarta
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ada banyak tempat di Jakarta yang mungkin selama ini hanya dilewati tapi belum sempat disambangi.
Jika Anda sudah mulai berpergian ke luar rumah untuk melepas penat dan ingin mampir ke berbagai sudut Jakarta, daftar di bawah ini bisa jadi inspirasi untuk berjalan-jalan sejenak di tengah fase normal baru.
Perpustakaan Nasional
Bangunan 24 lantai yang berdiri kokoh sejak 2017 ini memiliki fasilitas mumpuni dan sudut-sudut yang menarik untuk dikunjungi. Anda bisa menikmati bacaan yang tersedia dalam suasana nyaman dan sunyi, bahkan menatap Jakarta dari ketinggian di lantai teratas.
Tentunya protokol kesehatan diterapkan di sini. Akan ada pemeriksaan suhu tubuh dan pindai QR Code sebagai tanda masuk dan keluar. Pemustaka yang berkunjung dibatasi 1000 orang per hari.
Jakarta Aquarium
Akuarium dalam ruangan di Jakarta Aquarium adalah tempat yang seru untuk menikmati suasana bawah laut. Akuarium yang berlokasi di Neo Soho Mall, Jakarta Barat ini sudah kembali dibuka pada akhir Juni. Selain menampilkan ikan-ikan, pengunjung juga bisa melihat kucing Afrika Servall, primata Tamarin juga Wallaby yang serupa kangguru namun tubuhnya lebih mungil.
Sama seperti tempat lainnya, kapasitas pengunjung dibatasi hanya 50 persen dari biasanya, juga akan ada pengecekan suhu dan aturan untuk menjaga jarak.
Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Museum yang berlokasi di Jl. Imam Bonjol No. 1 Jakarta ini telah kembali dibuka untuk publik sejak 16 Juni. Museum dibuka setiap hari kecuali Senin mulai pukul 09.00 WIB dan tutup pukul 15.00 WIB. Pengunjung boleh masuk secara bergantian sesuai kapasitas ruangan. Setiap rombongan pengunjung dibatasi maksimal 30 orang.
Gedung museum yang punya gaya arsitektur Art Deco ini berdiri pada 1920. Sempat jadi kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda, Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkatan Darat pada masa penjajahan Jepang. Seperti namanya, di gedung ini terjadi peristiwa bersejarah, perumusan naskah proklamasi bangsa Indonesia.
Terdapat beberapa ruang pameran di museum, yakni ruang praproklamasi naskah proklamasi, ruang perumusan naskah proklamasi, ruang pengesahan naskah proklamasi dan ruang pengetikan teks proklamasi.
Museum Kebangkitan Nasional
Gedung ex-STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) sekolah kedokteran untuk orang-orang bumiputera di Nusantara ini diresmikan menjadi Gedung Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 1974 oleh Presiden Soeharto.
Pengunjung yang ingin berkunjung ke Museum Kebangkitan Nasional saat ini harus mematuhi protokol kesehatan, yakni memakai masker, rutin mencuci tangan, dan mengurangi kontak fisik. Saat masuk, akan ada petugas yang memeriksa suhu tubuh pengunjung.
Museum dibuka pada Selasa hingga Jumat pukul 09.00-15.00 WIB. Untuk sementara, ruang audio visual dan perpustakaan di museum tidak bisa diakses.
Museum Sumpah Pemuda
Gedung di museum ini dibangun pada awal abad ke-20. Awalnya merupakan rumah tinggal Sie Kong Liang, lalu disewa pelajar STOVIA untuk tempat tinggal dan belajar.
Pada 1927, gedung ini dipakai organisasi pergerakan pemuda. Pada 1930-an, rumah ini kembali jadi tempat tinggal, lalu menjadi toko bunga, hotel, gedung perkantoran dan akhirnya dijadikan museum pada 3 April 1973.
Museum Sumpah Pemuda yang menjadi saksi dari semangat perjuangan pemuda dan pemudi untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia telah kembali dibuka.
Museum dibuka setiap Selasa-Jumat pukul 09.00 -15.00 WIB. Setiap pengunjung harus memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan diukur suhu badannya selama masuk. Ketentuan lainnya selama fase normal baru ini adalah waktu kunjungan dibatasi maksimal 60 menit. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...