Lionel Messi Bebas Tinggalkan Barca bila Catalonia Merdeka
BARCELONA, SATUHARAPAN.COM - Pesepakbola Spanyol, Lionel Messi, dapat meninggalkan Barcelona tanpa biaya transfer jika Catalonia memisahkan diri dari Spanyol dan klub tersebut tidak diperbolehkan bertanding di empat liga top Eropa, surat kabar Spanyol, El Mundo, melaporkan, mengutip sebuah klausul dalam kontrak barunya.
Pencetak gol terbanyak sepanjang masa di Barca itu menandatangani kontrak pada bulan November, tujuh bulan sebelum masa kontraknya berakhir. Kontrak itu berjalan sampai Juni 2021 dan berisi klausul pembelian € 700 juta (US$ 843 juta).
Namun menurut surat kabar Spanyol, kontrak itu memungkinkan pemain terbaik dunia lima kali itu untuk meninggalkan klub secara bebas jika perjuangan kemerdekaan Catalonia menyebabkan Barca keluar dari papan atas liga Spanyol dan tidak bertanding dengan Liga Primer Inggris , Bundesliga atau Serie A.
The Guardian mengutip juru bicara Barca mengatakan: "Demi kerahasiaan, klub tidak pernah berkomentar mengenai kontrak yang ditandatangani dengan pemain dan tidak akan pernah melakukannya."
Tim manajemen Messi pun tidak bisa segera dihubungi untuk memberikan komentar.
Krisis politik yang dipicu oleh upaya Catalonia untuk merdeka tetap tidak terselesaikan setelah separatis memenangkan mayoritas parlemen dalam pemilihan bulan lalu.
Kontrak terakhir Messi ditandatangani pada 25 November, sebelum pemungutan suara berlangsung yang oleh Spanyol dipandang ilegal.
Referendum tersebut memiliki konsekuensi langsung bagi FC Barcelona yang, pada hari referendum diadakan, memilih untuk memainkan pertandingan La Liga mereka melawan Las Palmas di stadion tertutup untuk menanggapi kekerasan polisi terhadap orang-orang yang mencoba untuk memilih.
Presiden La Liga, Javier Tebas, berulang kali mengatakan bahwa Barcelona akan dipecat dari liga Spanyol bersama dengan semua klub Catalan lainnya jika terjadi pemisahan diri, karena hanya tim dari Spanyol dan Andorra yang berhak bertanding di liga Spanyol.
Barca, yang telah memenangkan 24 gelar Liga dan memimpin klasemen sementara musim ini dengan sembilan poin, mengatakan setelah referendum mereka tidak akan berspekulasi di masa depan.
Namun, mereka "tidak merencanakan skenario lain selain bermain di liga Spanyol. Klub ini bersaing dalam kompetisi ini dan ingin memenangkannya ".
Sementara itu dalam perkembangan terakhir di panggung politik Catalonia, dua partai pro-kemerdekaan terbesar di Catalonia telah sepakat untuk mengusung kembali Carles Puigdemont yang kini di pengasingan Belgia sebagai presiden.
Pada hari Selasa malam, partai Puidgemont, Together for Catalonia, mencapai kesepakatan dengan mantan mitra koalisinya, Partai Republik Kiri (ERC) untuk menjadi kekuatan mayoritas di dewan parlemen ketika mereka bersidang pertama kali setelah pemilu, pekan depan.
Seorang jurubicara Puigdemont mengatakan dalam perjanjian itu kedua partai sepakat bergerak ke depan dengan parlemen yang baru bersama Puigdemont sebagai presiden.
Masih belum jelas bagaimana kesepakatan itu dilaksanakan dalam praktik, karena Puigdemont saat ini di pengasingan dan akan menghadapi penangkapan apabila ia kembali ke Catalonia dengan tuduhan makar, pemberontakan dan penyalahgunaan dana publik.
Jurubicara ERC mengatakan tim hukum partai sedang mengupayakan kehadiran Puigdemont baik dengan videoconference atau salah seorang anggota parlemen akan membacakan pidatonya sebagai kandidat presiden, sebagaimana diharuskan oleh konstitusi, sebelum pemilihan presiden diadakan.
Hasil pemilu Catalonia telah menyebabkan banyak orang memperkirakan gerakan untuk memerdekakan Catalonia akan semakin kuat.
Editor : Eben E. Siadari
Victor Wembanyama Buat Rekor Langka di NBA
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Victor Wembanyama kembali mencuri perhatian dunia basket dengan mencatatk...