LIPI Manfaatkan High Power Computing untuk Penelitian
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - LIPI melalui Pusat Penelitian Informatika, bekerja sama dengan SuSE Linux Indonesia dan Vmware Indonesia, mengembangkan dan memanfaatkan fasilitas High Power Computing (HPC) untuk berbagai kepentingan penelitian yang memerlukan teknologi big data.
Fasilitas tersebut, menurut Kepala Pusat Penelitian (Puslit) Informatika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogie Soedjatmiko Eko Tjahjono di Jakarta, Rabu (10/6), dibuat sejalan dengan meningkatnya jumlah dan kompleksitas data, sehingga meningkatkan kebutuhan terhadap teknologi big data yang semakin efisien untuk menyimpan, memelihara, mengamankan, mengolah, menganalisa, dan menciptakan solusi-solusi cerdas.
"Kemajuan teknologi informasi dan komputasi selama beberapa tahun terakhir, telah memungkinkan kita memiliki kemampuan untuk memanfaatkan big data, bagi peningkatan efisiensi proses bisnis," kata Bogie.
Perkembangan ini, lanjutnya, perlu diketahui oleh para pemangku kepentingan, baik industri, akademik, maupun pemerintahan, agar tetap kompetitif dalam memenuhi tuntutan masyarakat untuk memproses informasi dan memberikan layanan secara cepat.
Secara sederhana, big data mengacu pada kumpulan data yang sangat besar dan kompleks, yang biasanya memiliki karakteristik 3V yaitu volume yang sangat besar, variety (jenis) yang sangat beragam, dan velocity (kecepatan) tinggi, yang dibutuhkan untuk memproses data tersebut.
Saat ini, kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI Laksana Tri Handoko, Big Data sudah ada di mana-mana, dan sudah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti transaksi bisnis, keuangan, telekomunikasi, video surveillance, iklim, kebencanaan, serta berbagai kumpulan informasi yang terkirim melalui web, dan sejenisnya.
Berbagai macam data ilmiah, juga sudah mencapai skala big data dengan volume, variety, dan velocity yang terus meningkat dengan pesat.
Handoko mengatakan, big data juga mengacu pada proses, yaitu mengolah data yang jumlahnya sangat besar (ratusan miliar events setiap hari) secara real time, maupun batch, menganalisa ragam data yang sifatnya sangat kompleks, dan tidak terstruktur menjadi informasi yang berharga untuk berbagai keperluan, seperti membuat keputusan (decision making), trend analysis, forecasting, business intelligence, dan sebagainya.
Semuanya dilakukan dalam tempo yang sangat cepat, pada waktu dan sasaran yang tepat. Proses tersebut tidak mungkin dilakukan menggunakan softsware maupun hardware konvensional.
"Big data, tidak hanya membutuhkan perangkat yang khusus, tetapi juga memerlukan sumber daya manusia dengan spesifikasi keterampilan yang khusus pula," kata dia. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...