Lobi-lobi, Simpan Khasiat Perangi Kolesterol
SATUHARAPAN.COM – Bentuk buah lobi-lobi bulat berukuran kecil dan berwarna merah. Rasanya sangat asam, hanya sedikit saja rasa manis, sehingga sering dijadikan sebagai bahan rujak.
Peneliti Etnobotani Puslit Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Susiarti, dalam situs biologi.lipi.go.id, menyambung menggambarkan buah lobi-lobi dengan kalimat sebagai berikut, “Biasanya di tukang rujak bebek ada. Asam sekali. Biasanya orang ngidam suka.”
Karena rasanya yang asam itu pula, buah lobi-lobi ini selain cocok dijadikan rujak, juga biasa diolah menjadi manisan, asinan, selai, atau juga sirup. Selain itu, tanaman lobi-lobi ini juga cocok untuk dijadikan tanaman peneduh.
Buah lobi-lobi memiliki nama ilmiah Flacourtia inermis, Roxb. Buah ini berasal dari wilayah Asia beriklim tropis, termasuk kawasan Malesia. Malesia adalah wilayah biogeografi yang terbentang di khatulistiwa, di antara Zona Ekologi Indomalaya dan Zona Ecologi Australasia.
Di Indonesia, mengutip dari situs US National Plant Germplasm System, tumbuhan ini terutama ditemukan di Pulau Jawa, Maluku, dan Papua. Selain Myanmar, Thailand, dan Malaysia, tumbuhan ini juga ditemukan di wilayah tropis India.
Tumbuhan tahunan ini dalam bahasa Inggris disebut batoko plum. Mengutip dari situs US National Plant Germplasm System, nama lain tumbuhan ini dalam bahasa Inggris adalah lovi-lovi, atau plum-of-Martinique. Referensi lain menyebutkan nama dalam bahasa Inggris governor plum.
Lobi-lobi memiliki aneka nama di daerah penyebarannya, seperti rukam masam, lovi-lovi (Malaysia), lovi-lovi, batoko plum (Filipina), takhop-thai (Thailand), loika, lavalolikka (Kerala, India).
Dalam bahasa Prancis, tumbuhan ini disebut prunier de la Martinique. Dalam bahasa Spanyol tumbuhan buah ini disebut louvi malayo.
Di Indonesia, mengutip dari Wikipedia, buah lobi-lobi memiliki banyak sebutan dalam bahasa lokal. Kadang juga disebut tomi-tomi, nama yang lazim dikenal di Maluku. Orang Minangkabau menyebutnya lubi-lubi, dan orang Batak menyebutnya balakko.
Bentuk tumbuhan berupa pohon dengan ketinggian 3 m hingga 10 m.
Daunnya tunggal, duduk berseling, dan bertangkai pendek. Helaian daun bentuknya lonjong, panjang 8-20 cm, lebar 3-15 cm. Daun-daun mudanya berwarna oranye kemerahan, yang kemudian berubah menjadi hijau seiring menjadi tua.
Buah buni, bulat, berbiji banyak, diameter 1-3 cm. Kulit buah lunak, permukaan licin. Buah muda berwarna hijau kekuningan, bila sudah masak kulit buah berwarna merah tua hingga ungu kehitaman. Rasa buah masam hingga sangat masam, kadang-kadang manis atau sepat. Daging buah hanya sedikit mengandung air. Buah dimakan setelah dijadikan rujak, selai, manisan, atau dimasak dengan gula untuk diminum sebagai sirup.
Pohon ini biasa diperbanyak dengan cara menanam bijinya atau dicangkok, dan usia berbuah dapat mencapai 20 tahun.
Situs tropical.theferns.info menyebutkan tumbuhan ini berbunga beberapa kali dalam satu tahun. Panenan mencapai 37 – 110 kg per tahun, bahkan pohon yang mendapatkan perawatan baik dapat memberikan panenan 170-262 kg.
Manfaat dan Khasiat Lobi-lobi
Lobi-lobi dianggap sebagai buah minor, buah yang dianggap tidak bernilai ekonomis, dan cenderung diabaikan. Pemanfaatannya selama ini sebatas pada kayunya untuk bahan bangunan, terutama di wilayah Maluku. Namun, lobi-lobi ternyata mengandung khasiat obat. Situs tropical.thefrens.info menyebutkan buah lobi-lobi kaya akan asam dihidroksibenzoat yang memiliki khasiat agen antimikroba.
Di dalam buku yang disusun Sidik Raharjo, Rangkuman Fungsi dan Khasiat Tanaman Obat yang diterbitkan Merapi Farma Herbal, daun, buah, dan akar lobi-lobi memiliki khasiat sebagai obat antidiare dan obat untuk nyeri haid.
Pada 9 September 2016, Elisabet Theofila Latumerissa, mahasiswi FSM Universitas Kristen Satyawacana Salatiga Angkatan 2010, mempresentasikan paper “Antioxidant Activity, Anthocyanin Content of Lobi-lobi Fruit and The Effect on Reduction of Total Cholesterol of Mice” di ajang International Student Competition, di Unika Soegijapranata, Semarang. Paper tersebut, yang merupakan bagian dari hasil penelitian Dr Lydia Ninan Lestario Ms dan dr Jodelin Muninggar MS berjudul “Pangan Fungsional Berbasis Buah Tropis Indonesia” itu, memenangkan award sebagai Best Paper.
Hasil penelitian menunjukkan pemberian buah lobi-lobi kepada mencit selama tiga minggu, sesudah dua minggu diberi pakan tinggi lemak, dapat menurunkan kadar kolesterol total mencit. Pada dosis antosianin tertinggi, dapat menurunkan kolesterol total lebih banyak daripada yang diberikan simvastatin, yaitu obat penurun kolesterol yang lazim diresepkan dokter.
Penelitian lain, “Antibacterial potency of fruit extracts of Flacourtia inermis against multidrug resistant strains and comparison of its activity with that of standard antibiotics”, seperti dapat dibaca di researchgate.com, menyebutkan kesimpulan ekstrak asetonik dari lobi-lobi memiliki spektrum yang luas dari agen antibakteri aktif terhadap strain bacterial yang resisten obat.
Dalam penelitian itu, ekstrak buah lobi-lobi digunakan untuk mempelajari properti antibakteri melawan strain bakteri resisten obat. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak asetonik lobi-lobi sangat ampuh untuk menghambat pertumbuhan strain yang diuji. Di antaranya strain sensitif Serratia marcescens menunjukkan kerentanan tertinggi, diikuti oleh Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae, dan Escherichia coli.
Studi sensitivitas antibiotik mengungkapkan bakteri yang diuji benar-benar sensitif terhadap ekstrak asetonik lobi-lobi meskipun resisten obat.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...