Lobi Toilet, Trimedya Sesalkan Ketidakhadiran Misbahol
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Badan Kehormatan (BK) DPR RI Trimedya Panjaitan menyesalkan ketidakhadiran wartawan yang memergoki dugaan penyuapan yang dilakukan calon hakim agung Sudrajat Dimyati dan mantan Anggota Komisi III DPR Bachruddin Nashori terkait kasus "lobi toilet".
"Kita menyayangkan ketidakhadiran kawan wartawan yang menulis berita (lobi toilet) itu. Rencananya akan dipertemukan. Tapi, tidak bersedia datang," ujar Trimedya usai meminta keterangan Sudrajat dan Bachruddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (30/9).
Anggota Komisi III DPR RI tersebut mengatakan, kehadiran wartawan itu tetap penting untuk dimintai keterangannya, kendati badan kelengkapan DPR yang menangani masalah etika tersebut sudah memanggil Sudrajat dan Bachruddin.
"Kehadiran wartawan itu sangat penting karena akibat tulisan (lobi toilet - red) yang ditulisnya itu, dampaknya sangat besar. Pak Bachruddin saja sampai minta maaf, karena istri Sudrajat sampai sakit dan anaknya enggan masuk kuliah," jelas Trimedya.
Ketua DPP PDI Perjuangan tersebut menerangkan, pihaknya bisa saja kemudian hari memanggil kembali wartawan tersebut. "Karena bukan saja DPR yang tercemar tapi, juga Bachruddin, karena konstituen di daerah pemilihannya (dapil) minta ada keputusan dari BK, bahwa kejadian ini tidak benar," kata Trimedya.
Sementara itu, Misbahol Munir (wartawan yang menyaksikan peristiwa lobi toilet antara Sudrajat dan Bachruddin - red) menyatakan, ketidakhadirannya pada Jumat pekan lalu lantaran pemberitaan tentang Bachruddin dan Sudrajat sudah cukup mewakili penjelasan dirinya.
"Ini yang kita sayangkan. Kita ingin mengungkap seperti apa kejadiannya, karena pasti berbeda antara Misbahol melihat dengan keterangan dua orang ini," ungkap Trimedya.
Seperti diketahui sebelumnya, seorang wartawan bernama Misbahol Munir menduga Sudrajat menyuap Bachruddin ketika keduanya berada di toilet yang ada di sebelah Sekretariat Komisi VIII DPR usai SD menjalani fit and proper test di Komisi III DPR, (18/9). Namun, keduanya membantah hal tersebut. Baik Sudrajat dan Bachruddin sendiri sudah menjalani pemeriksaan di Komisi Yudisial (KY) terkait hal tersebut.
Bachruddin Bantah Terima Suap
Sementara itu, Tak mau dituduh melakukan praktik percaloan terutama dalam menyeleksi calon hakim agung, Bachruddin bersedia memenuhi panggilan Badan Kehormatan DPR.
Bachruddin menjelaskan, kedatangannya ke BK untuk menjelaskan soal tuduhan "lobi toilet" kepada Sudrajat. Bachruddin bahkan menyiapkan bukti bahwa tak ada lobi khusus kepada Sudrajat yang dilakukannya di toilet Komisi VIII DPR. Apalagi soal permintaan uang.
Selain bukti berupa kertas, Bachruddin juga membawa saksi ketika dia melakukan komunikasi dengan salah satu wartawan yang belakang menuduhnya melakukan lobi khusus kepada Sudrajat.
Menurut Bachruddin, Komisi Yudisial juga telah meminta langsung salinan komunikasi tersebut kepada Telkomsel ketika dia dimintai keterangan.
"Demi Allah, saya tidak terima apa pun dari orang itu (Sudrajat Dimyati–red). Baru ketemu di toilet itu. Di ruangan baru sepintas," kata Bachruddin.
Politikus PKB itu yakin kebenaran yang sesungguhnya akan terungkap. Dia pun yakin tuduhan "lobi toilet" itu dilakukan pihak-pihak yang melakukan kebohongan.
"Misbahol (wartawan - red) diundang KY tidak mau datang sampai dua kali. Teman saya telepon, Misbahol apa yang terjadi, jawaban dia (Misbahol - red) saya hanya menduga. Dari fakta itu, dia tidak sadar berandai-andai itu membuat fitnah. Fitnah lebih kejam dari pembunuhan," kata Nashori.
Soal penggeseran dirinya dari Komisi III ke Komisi II itu lebih karena pandangan para rekannya yang melihatnya sudah tak pantas bila tetap di sana. Apalagi ketika itu berlangsung uji kelayakan dan kepatutan calon hakim agung. "Kalau saya tidak dipindah, saya harus datang ke pemilihan Calon Hakim Agung. Saya akan jadi sorotan di situ. Tolong deh saya dipindah," terang Bachruddin.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...