Longsor di Hotel Cipanas Tiga Orang masih Tertimbun Longsor
CIANJUR, SATUHARAPAN.COM - Hingga Rabu malam ini (9/3) pukul 21.00 Wib, 3 orang korban longsor di Hotel Club Bali, Villa Kota Bunga Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat belum berhasil, demikian seperti yang dilansir dari situs bnpb.go.id.
Hujan deras di daerah Cianjur, Jawa Barat, telah menyebabkan tanah longsor sekitar pukul 00.00 WIB dini hari Rabu (9/3). Villa "Club Bali" di kawasan Kota Bunga, di wilayah Desa Batu Lawang Kecamatan Cipanas, tertimpa longsoran tanah, Selasa (8/3) malam. Peristiwa ini menyebabkan Villa Kota Bunga di Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, Cianjur, rusak berat.
Tebing yang berada di dekat hotel longsor, menimpa bangunan itu sehingga menghancurkan bangunan dua lantai tersebut. Terdapat 11 orang korban yaitu 1 orang luka berat, 6 orang luka ringan dan 4 orang dalam proses evakuasi.
Korban masih tertimbun puing bangunan. Evakuasi korban dihentikan sementara, karena cuaca hujan deras sehingga menyulitkan tim Search and Rescue (SAR). Evakuasi akan dilanjutkan Kamis (10/3) pagi. Tiga korban yang belum berhasil dievakuasi adalah Budi Tanuadi Supena (52) dan istrinya dokter Merianawati (52) asal Bandung yang berada di kamar nomor 145, dan Bun Susanto (35) asal Jakarta berada di kamar nomor 144.
Sementara itu, sebanyak 8 orang berhasil dievakuasi selamat, dimana 6 orang selamat dan 2 orang luka berat. Korban selamat adalah Lani (34), Angel (4,5), Ester (2,5), Ibu Kim, Mistah dan Margaret. Sedangkan korban yang luka berat dan saat ini dirawat di RSUD Cimacan adalah Natasya (7) dan Dewi (17).
Sebanyak 400 personil tim SAR gabungan dikerahkan untuk melakukan evakuasi korban longsor. Tim gabungan dari BNPB, BPBD Kab Cianjur, BPBD Provinsi Jawa Barat, TNI, Polri, PMI, Basarnas, Tagana, relawan, dan lainnya membantu penanganan darurat dalam evakuasi korban. Alat berat telah dikerahkan untuk mengangkat puing beton. Hotel Club Bali telah dikosongkan, sehingga tidak ada pengunjung yang menginap. Selain itu listrik juga telah dipadamkan untuk mengantisipasi kemungkinan hubungan arus pendek.
Hingga kini, korban longsor di Desa Cikancana Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur yang terjadi ada 8 Maret 2016, belum berhasil ditemukan. Korban diduga masih tertimbun material longsor yang cukup berat. Alat berat tidak dapat dikerahkan ke lokasi karena lokasinya sulit dijangkau alat berat sehingga pencarian dengan manual.
Kejadian longsor di Cianjur ini makin menunjukkan bahwa longsor adalah bencana yang perlu dilakukan upaya mitigasinya mengingat sejak tahun 2014 hingga 2016, longsor adalah bencana yang paling mematikan. Korban penduduk meninggal paling banyak selama periode tersebut adalah disebabkan oleh longsor. Jawa Barat dan Jawa Tengah adalah daerah yang paling banyak kejadian dan korban jiwanya akibat longsor. Daerah di Kabupaten Bogor, Cianjur, Sukabumi, Bandung Barat, Bandung Selatan, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sumedang, Garut, Purwakarta dan daerah yang memiliki topografi perbukitan dan pegunungan adalah daerah rawan longsor. Begitu juga di Jawa Tengah seperti Kabupaten Banjarnegara, Karanganyar, Wonogiri, Purbalingga, Banyumas, Wonosobo, Temanggung, Semarang dan lainnya juga rawan longsor.
Kondisi ini diperparah dengan makin bertambahnya penduduk yang bermukim di daerah rawan longsor, sehingga seringkali kejadian longsor menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda. Untuk itulah tata ruang perlu ditegakkan dan mitigasi bencana, baik structural dan non structural ditingkatkan. Jika perlu dilakukan audit tata ruang yang ada sehingga korban jiwa akibat longsor dapat diminimumkan.
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...