LPPL GKJTU: Pengembangan Karakter Menjadi Titik Temu Dialog Lintas Agama
SALATIGA, SATUHARAPAN.COM – Kemerosotan moralitas dan karakter akibat kegagalan manusia dalam mengendalikan nafsu terhadap harta, kuasa dan eros. Kunci pengembangan karakter bukan mematikan nafsu; melainkan mengendalikan nafsu.
Hal itu diungkapkan Mohamad Zulfa, pengajar pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga dalam acara Sarasehan Reflektif Peringatan 68 Tahun Kemerdekaan Indonesia yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Pekerti Luhur Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (LPPL GKJTU), Sabtu (24/8).
Sulfa mengatakan bahwa pengembangan karakter harus dimulai dari keluarga-keluarga. Sarasehan tersebut mengambil tema “Meningkatkan Peran Pengembangan Pekerti Luhur Bangsa yang Efektif demi Kesejahteraan Bersama” dan diikuti oleh sekitar 30 tokoh lintas agama, dari kalangan komunitas umat maupun akademisi seperi UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Dakwah Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosoal, dan STAIN Salatiga.
Peserta lain, Suranto, Rektor Sekolah Tinggi Agama Budha Saelendra, mengatakan, “Moralitas merupakan fondasi agar dunia menjadi damai. Dan kemerosotan moral bermula dari hilangnya rasa malu.”
Dia menambahkan bahwa pengembangan karakter akan menjadi efektif jika dimulai dari pengembangan karakter pribadi-pribadi dengan cara belajar tentang kebenaran, mempraktikan kebenaran, dan kontemplasi atau pengembangan batin untuk meditasi atau refleksi.
“Refleksi untuk mengembangkan kesadaran diri atas apa yang telah, sedang dan akan terjadi. Refleksi untuk melepas penat, ego, dan evaluasi. Buah refleksi adalah motivasi murni, dan mengembangkan rasa malu,” kata dia menambahkan.
Sementara itu, Daniel Herry Iswanto, Ketua Sinode GKJTU, mengatakan bahwa GKJTU dalam berpartisipasi pengembangan karakter tidak hanya berwacana, tetapi melalui karya-karya nyata untuk pemberdayaan komunitas menuju kesejahteraan sosial.
Titik Temu Dialog Lintas Agama
Peserta sarasehan sepaham bahwa tema pengembangan karakter luhur dapat menjadi titik temu dalam berdialog dan karya lintas iman. Bagi agama-agama, panggilan pengembangan karakter luhur merupakan sebuah panggilan yang bersifat keharusan.
LPPL-GKJTU merupakan respons GKJTU untuk mewujudkan visi bermakna bagi sesama dengan berpartisipasi secara pro-aktif-kreatif-inovatif dalam mengatasi masalah-masalah sosial. LPPL merupakan jawab atas kerisauan dan kebutuhan masyarakat untuk peningkatan karakter luhur.
LPPL mulai mengembangkan model pengembangan karater luhur, mencoba menghindari pendekatan yang terlalu kognifit, formalistis, dan indoktronatif; melainkan dengan model pendekatan androgogi, dan reflektif.
Kesamaan Persepsi Guru dan Orangtua dapat Cegah Kekerasan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Co-founder Sehat Jiwa Nur Ihsanti Amalia mengatakan, kesamaan persepsi an...