Lubang Berasap Ditemukan di Kaki Gunung Kerinci
JAMBI, SATUHARAPAN.COM – Warga Desa Patok Empat, kecamatan Kayo Aro, kabupaten Kerinci, Jambi, dihebohkan dengan ditemukannya 10 lubang yang menyemburkan asap dari dalam tanah.
Pemandu wisata kebun teh Kayu Aro, perwakilan HPI di Kerinci, Apel Tridoni, di Jambi, Minggu, mengatakan, asap dari lubang di kaki gunung itu sudah terjadi sejak sepekan, tercatat 10 lubang yang tak henti-henti menyemburkan asap.
“Asap muncul dari dalam tanah yang terbelah, menurut informasi dari lubang-lubang itu sebelumnya adalah bekas tunggul tanaman teh tua yang sudah dicabut untuk diremajakan,” kata Apel Tridoni.
Fenomena semburan asap yang keluar seperti asap rebusan itu terlihat jelas, kini warga setempat pun menjadikan lubang-lubang itu sebagai objek berdarmawisata baru.
Dikatakannya, Camat Kayu Aro Barat, Agus Bagiyono, juga telah mengecek dan membenarkan kemunculan lubang tersebut, bahkan ditegaskannya situasi tersebut telah dilaporkannya kepada pihak ESDM kabupaten Kerinci dan selanjutnya diteruskan ke ESDM Provinsi Jambi dan Badan Geologi di Bandung untuk segera di teliti apakah lubang itu lubang semburan gas berbahaya atau tidak.
“Dinas terkait di Kerinci juga sudah mengirimkan petugasnya untuk meninjau langsung temuan tersebut, hasilnya untuk sementara diduga lubang itu belum bisa dikatakan lubang gas karena tidak ada bau belerang yang keluar, meskipun suhu yang disemburkan cukup panas yakni 48 hingga 53 derajat celcius,” ia menjelaskan.
Menurut dia, semburan asap panas tersebut bisa saja terjadi sebab adanya potensi panas bumi, dengan lokasi munculnya lubang-lubang itu berada di kaki gunung Kerinci yang memang hingga saat ini masih menjadi gunung api aktif tertinggi di Indonesia, yakni 3.805 mdpl.
Lanjutnya, lokasi ditemukannya lubang-lubang asap itu hanya berjarak 300 meter dari pemukiman pendudukan desa terdekat yakni desa Patok Empat.
Dia menambahkan, asap yang muncul dari tanah tersebut akan sangat jelas terlihat ketika hari sudah mulai gelap, sebab warna putihnya terlihat berpadu tertimpa bias cahaya malam. (Ant)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...