Macadamia, Kacang yang Menyehatkan Jantung
SATUHARAPAN.COM – Kacang macadamia di negeri ini biasa dikenali sebagai isi cokelat batangan (macadamia bar) produksi industri pangan besar luar negeri yang dipasarkan di kota-kota besar Indonesia. Kacang yang memiliki warna putih agak krem, sangat gurih, dan bertekstur renyah ini, disebut-sebut sebagai kacang paling enak sedunia, dan harganya pun mahal.
Kacang ini rasanya lezat, halus getas, dan beraroma sedap, sedikit manis, dapat dimakan mentah, digoreng, dibakar, atau dicampurkan kue kering, cokelat, atau es krim. Selain memiliki cita rasa lezat, kacang ini juga salah satu kacang yang menyehatkan.
Dari studi yang dilakukan di Australia pada April tahun 2008 dan dipublikasikan dalam Journal of Nutrition, seperti dikutip dari agriprospect.net, peneliti mencatat studi epidemiologi dan uji klinis telah menunjukkan asam lemak yang dikandung kacang macademia bisa mempengaruhi lipid serum dan lipoprotein, yang dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Juga studi yang dipublikasikan dalam Archives of Internal Medicine pada tahun 2000, menunjukkan mengkonsumsi kacang macadamia berdampak pada pengurangan yang signifikan dalam kolesterol total dan mengalami penurunan kadar trigliserid (triglyceride).
Tanaman macadamia, yang memiliki nama ilmiah Macadamia integrifolia, Maiden&Betche, menurut Wikipedia adalah nama genus dari delapan spesies tumbuhan dari familia Proteaceae, yang tersebar di Australia timur (tujuh spesies), dan Sulawesi (satu spesies, Macadamia hildebrandii).
Pohonnya berukuran 6-40 meter. Daunnya memiliki panjang 6-30 cm dan lebar 2-13 cm. Bunganya berukuran 10-15 mm, berwarna putih sampai ungu. Buahnya memiliki satu atau dua biji.
Tanaman ini populer karena bijinya yang dikenal dengan nama kacang macadamia. Ukuran biji beragam dengan diameter kurang lebih 20 mm. Biji terdapat dalam buah tunggal dengan daging biji yang cukup lunak.
Hanya dua spesies dari genus Macadamia yang diambil kacangnya, yakni Macadamia integrifolia dan Macadamia tetraphylla. Spesies lainnya memiliki biji yang beracun, tidak dapat dimakan, misalnya Macadamia whelanii dan Macadamia ternifolia. Racun yang dikandung adalah cyanogenic glycosides.
Suku asli Australia, Aborigin, menyebutnya dengan nama kindal kindal, bauple, jindilli, dan boombera. Kacang ini juga sering disebut kacang Queensland (Queensland nut), bush nut, bauple nut, atau Hawaii nut.
Penyebaran di Dunia
Nama macadamia, seperti dikutip dari situs Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Litbang Kementerian Pertanian, diambil dari nama John Macadam, ahli kimia Australia keturunan Skotlandia, yang juga dikenal sebagai ahli kesehatan dan politikus. Nama itu diberikan pada 1857 oleh ahli botani Australia keturunan Jerman, Ferdinand von Mueller.
Tanaman subtropik ini merupakan tanaman asli Australia, tepatnya New South Wales dan Queensland. Macadamia kemudian menyebar ke Hawaii pada sekitar tahun 1881, dan berkembang dengan baik.
Kacang macadamia, dalam perkembangannya menjadi kacang yang sangat populer dan laris. Beberapa pabrik cokelat menggunakan kacang ini sebagai isian cokelat, yang sebelumnya mereka biasa menggunakan kacang mede atau almond. Karena popularitasnya ini, banyak orang dari Eropa datang ke Australia untuk mendapatkan macadamia.
Selain Australia dan Afrika Selatan yang menjadi negara produsen terbesar, kacang macadamia juga banyak tumbuh di Amerika Serikat (Hawaii, California, dan Florida), Guatemala, Brasil, Kosta Rika, Malawi, Zimbabwe, dan Kenya. Saat ini, ada banyak perkebunan macadamia yang tersebar di berbagai belahan dunia.
Di Indonesia pada mulanya tanaman ini diperkenalkan sebagai tanaman koleksi di kebun raya. Di dalam buku Heyne (1950), De nuttige planten van Indonesie, seperti yang dikutip dari madingmitra.blogspot.co.id, tercatat bahwa tanaman macadamia di Kebun Raya Cibodas tumbuh baik dan berbuah secara teratur. Di kebun raya tersebut sekarang terdapat koleksi jenis Macadamia ternifolia (Macadamia integrifolia) dan Macadamia tetraphylla.
Pustaka di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Libang Pertanian, menyebutkan tanaman macadamia dapat tumbuh dengan baik di kebun koleksi tanaman industri di Manoko, dekat Lembang (Jabar), juga kebun koleksi tanaman industri di Cimanggu, Bogor, Kebun Pondok Gedeh PTPN VIII di blok bekas kebun percobaan BPP Bogor, kebun koleksi tanaman hortikultura di Tlekung dekat Malang, Kebun Blawan (900 m dpl) dan Kayumas PTPN XII, Jatim.
Kacang macadamia termasuk salah satu kacang yang termahal di dunia, seperti yang dikutip dari macadamianuts. co.id. Saat ini harga kacang macadamia yang sudah matang dan dikupas Rp 450.000 , sedangkan yang mentah dan sudah dikupas Rp 420.000 per kilonya. Hal ini disebabkan harus menunggu 7 – 10 tahun pohon dalam menghasilkan buah. Selain itu juga karena minyak yang dihasilkan kacang macadamia. Hampir 80 persen dari biji kacang macadamia dapat menghasilkan minyak. Minyak inilah yang berguna untuk dunia industri, antara lain digunakan untuk produk kosmetik, terutama untuk produk perawatan kulit (pelembab ekstra untuk kulit) yang dapat meremajakan kulit dan rambut.
Manfaat Herbal Kacang Macadamia
Macadamia, mengutip dari Wikipedia, merupakan kacang yang tinggi kalori dan lemak, serta rendah protein. Namun, para ilmuwan mengatakan, lemak yang dikandungnya adalah lemak sehat. Kacang macadamia kaya akan senyawa potasium, fosfor, magnesium, kalsium, juga banyak mengandung protein, karbohidrat, dan serat.
Kacang macadamia juga memiliki polyphenol, yaitu antioxidant phytochemical, dan phytosterol, yaitu lemak sterol tanaman. Macadamia mengandung lebih kurang 86 persen, asam lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fatty acid) yang baik untuk menurunkan kolesterol.
Penelitian yang dilaporkan pada bulan Juni 2007 di jurnal Lipids, menyebutkan para peneliti mencatat bahwa selain menjadi sumber asam oleat dan asam palmitoleat, kacang macadamia mengandung senyawa polifenol yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Demikian juga, penelitian yang dilakukan di Hawaii menunjukkan hal serupa, yakni kacang macadamia dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Tak cukup sampai di situ, sebuah penelitian di Universitas Newcastle, yang melibatkan subjek dengan kadar kolesterol tinggi, menemukan bahwa responden yang makan kacang macadamia menunjukkan penurunan yang signifikan dalam kolesterol serum darah, total trigliserida darah,kolesterol LDL, dan pembekuan darah.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2007 oleh Lipids, para peneliti Australia menganalisa ulang, untuk mengetahui apakah konsumsi dari kacang macadamia itu bisa memberikan dampak positif lain terhadap kesehatan jantung. Mereka menemukan bahwa konsumsi dari kacang macadamia itu memang memiliki efek positif pada ‘‘biomarker dari oksidatif stress, thrombosis dan peradangan, yaitu faktor-faktor risiko untuk penyakit pembuluh darah koroner.’’
Dan, itui tetap terjadi meski terdapat peningkatan dalam jumlah asupan lemak, dari kacang-kacangan. Para peneliti mengatakan, konsumsi rutin dari kacang macadamia itu mungkin memegang suatu peranan dalam pencegahan penyakit pembuluh darah koroner.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...