Macron: Tidak Ada Bantuan, Kecuali Lebanon Bentuk Pemerintah untuk Reformasi
SATUHARAPAN.COM-Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan bahwa tidak akan ada bantuan internasional ke Lebanon, kecuali politisi negara itu membentuk pemerintahan untuk melaksanakan reformasi, hari Rabu (2/12).
"Saya akan kembali ke Lebanon pada Desember untuk memberi tekanan pada kelas politik," untuk membentuk pemerintahan baru, kata Macron dalam pidato pembukaannya pada Konferensi Internasional untuk Mendukung Beirut.
Presiden Prancis juga mengungkapkan bahwa komunitas internasional akan mengumpulkan dana yang dikelola oleh Bank Dunia untuk mengawasi dan mendistribusikan bantuan kemanusiaan yang dijanjikan ke Lebanon, yang telah dihancurkan oleh pandemi virus corona dan ledakan di Pelabuhan Beirut pada 4 Agustus.
Prancis dan komunitas Internasional tidak akan melemah pada pentingnya reformasi dan penyelidikan menyeluruh tentang Pelabuhan Beirut.
Di pihak Presiden Lebanon, Michel Aoun, dia mengatakan audit forensik diperlukan untuk mengungkap mereka yang bertanggung jawab atas keruntuhan ekonomi di Lebanon. Aoun mengacu pada korupsi yang merajalela selama beberapa dekade di negara tempat miliaran dolar disediakan untuk infrastruktur dan proyek pemerintah.
Pemerintah Baru
Tapi Aoun mengatakan prioritasnya adalah membentuk pemerintahan baru. Lebanon tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi penuh sejak 10 Agustus 2020, ketika Hassan Diab mengundurkan diri, karena tekanan dari pengunjuk rasa.
Prioritas kami adalah membentuk pemerintahan dengan mengadopsi standar tunggal yang berlaku untuk semua kekuatan politik dan yang diperlukan untuk menjalankan reformasi, tambahnya.
"Tidak ada keraguan bahwa negara-negara yang bertemu hari ini dapat memberi Lebanon bantuan dasar, melalui sarana yang tersedia di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan Uni Eropa, untuk memerangi pencurian dana publik," kata Aoun dikutip Al Arabiya.
Aoun mengatakan bahwa Lebanon saat ini sedang bernegosiasi dengan Bank Dunia mengenai pinjaman sebesar US$ 246 juta untuk membentuk program jaring pengaman sosial dan untuk membantu negara tersebut mengatasi tanggapannya terhadap virus corona.
Presiden Bank Dunia, David Malpass, telah memperbarui seruan kepada pihak berwenang Lebanon untuk membentuk jaring pengaman sosial dan terlibat dalam reformasi komprehensif yang diperlukan, termasuk reformasi sektor keuangan.
“Bank Dunia siap membantu Lebanon dan institusi di Lebanon dengan berkontribusi bersama institusi dan negara lain, dan kami menegaskan komitmen kami untuk membantu Lebanon melaksanakan peta jalan untuk membangun kembali Pelabuhan Beirut dengan lebih baik,” tambahnya.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa komunitas internasional harus menyerukan kepada para pemimpin di Lebanon untuk mengesampingkan perbedaan politik dan kepentingan serta memenuhi kebutuhan warga, dan PBB akan terus mendukung Lebanon dan rakyatnya untuk memulihkan stabilitas.
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...