Mafia Beras, Mendag Duga Ada Orang Bulog yang Bermain
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Perdagangan dan Perum Bulog saat ini sedang melakukan investigasi terkait penimbunan dan pengoplosan beras operasi pasar Perum Bulog yang terjadi di gudang Cakung, Jakarta Timur pada 18 Januari 2015 lalu.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menemukan beberapa bukti bahwa pelaku pengoplosan dan penimbunan tersebut melibatkan orang dalam Bulog yang bekerja sama dengan mafia beras.
“Indikasi kedua ada DO (Delivery Order). Saya sama Bu Lenny (Dirut Bulog) akan lihat. Ya DO itu kan dikeluarkan oleh Bulog, kita akan periksa nanti,” kata Rachmat di kantor Kementerian Perdagangan di Jalan Ridwan Rais Jakarta Pusat, Jumat (20/2).
Saat ini, Gobel mengaku telah memegang DO tersebut dan akan ditindak lebih lanjut oleh Kemendag dan Perum Bulog.
“Ini siapa yang bermain di sana. Saya akan tunjukkan foto sidak. Sidak di Cakung depan ini ada mesin proses. Kalau mau disalurkan seharusnya pakai karung Bulog kan. Ini semua beras Bulog indikasi menahan stok,” kata dia
Mafia Beras Ilegal di Pasar Cipinang
Dalam kesempatan tersebut, Mendag juga mengungkapkan ada mafia beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur. Menurutnya, beras ilegal yang masuk ke Pasar Cipinang tersebut karena mulai awal Februari 2015 pemerintah dan Perum Bulog menghentikan OP beras Bulog ke pedagang di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur.
Kemudian, Bulog mendistribusikan beras langsung ke pasar tradisional dengan melibatkan Kodam Jaya.
Ia mengungkapkan jumlah beras Bulog cukup banyak yaitu mencapai 1.800 ton. Pemasukan beras Bulog ke Pasar Induk Cipinang dinilai dilakukan secara ilegal pasalnya tidak ada dokumen Delivery Order (DO) yang dikeluarkan Bulog ke Pasar Induk Cipinang.
"Tanggal 2 Februari masuk 220 ton, tanggal 3 Februari masuk kembali 360 ton. Beras siapa nih bisa masuk? berarti ada permainan di sini. Ini yang mengatakan ada mafia beras," kata Gobel.
Setelah itu, beras Bulog kembali masuk ke Pasar Induk Cipinang pada 18 Februari 2015 sejumlah 60 ton. Gobel berkomitmen akan menindak siapapun oknum yang bermain. Dia menegaskan bahwa mafia beras yang bermain selama ini harus diberantas karena telah merugikan banyak pihak terutama masyarakat.
Dirut Bulog Lenny Sugihat belum mau mengungkapkan siapa pihak yang bermain dalam pendistribusian beras tersebut. Pihaknya akan melibatkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kejaksaan untuk membantu menyelidiki penyelewengan tersebut.
"Pada intinya tidak ada toleransi kita semua akan bereskan tidak toleransi. Seluruh sistem akan dievaluasi terus-menerus. Artinya jika dalam tubuh Bulog ada indikasi itu akan saya kejar. Saya sudah sampaikan pada jajaran Bulog kalau tidak ada toleransi untuk kejahatan. Kalau ada yang terlibat akan diproses hukum," kata Lenny menegaskan.
Editor : Eben Ezer Siadari
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...