Mahasiswa Arsitektur Diajak Kelola Lahan Sisa
SURABAYA, SATUHARAPAN.COM – Himpunan Mahasiswa Arsitektur Petra (Himaartra) kembali menggelar Architecture Festival 2018 yang ke-11. Architecture Festival merupakan kompetisi internasional yang menjadi wadah bagi mahasiswa arsitektur untuk mendesain bangunan sesuai keinginan mereka berdasarkan tema yang telah ditentukan.
Tema yang dipilih dalam Architecture Festival kali ini adalah ”Contextual Micro Space”. Peserta diminta merancang konsep desain bangunan dengan mengelola lahan sisa.
Bangunan micro merupakan salah satu inovasi yang mulai berkembang dan dapat diaplikasikan ke realita yang ada. Seiring perkembangan zaman, ruang interaksi sosial susah ditemukan dan terkalahkan oleh fungsi komersial lainnya.
Banyaknya ’ruang-ruang sisa’ seperti pojok gang, pinggir sungai, kolong jembatan, dan lain-lain yang selama ini tidak dimanfaatkan. Tetapi sebenarnya lahan sisa dapat dikembangkan menjadi bangunan micro yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Calon arsitek dilatih untuk tidak saja terampil menciptakan solusi kreatif, tetapi juga kreatif melihat sebuah kondisi sosial untuk kemudian disimpulkan menjadi masalah, potensi dan solusinya,” kata Richman Gozali selaku ketua panitia Architecture Festival 2018.
Peserta tergabung dalam kelompok yang terdiri dari satu hingga empat orang.
Architecture Festival 2018 diikuti oleh berbagai peserta internasional, diantaranya adalah Irak, Iran, Amerika, Australia, dan Hungaria.
Rangkaian kegiatan Architecture Festival 2018 terdiri dari kompetisi, pameran dan seminar. Sebanyak 170 peserta mengumpulkan karya desainnya pada 26 Februari 2018 – 17 Maret 2018, kemudian pada 24 Maret 2018 dilakukan penjurian tertutup untuk memilih 25 karya terbaik.
25 karya ini dipamerkan dalam Archiexpo pada 6-8 April 2018 di Pakuwon Mall Surabaya. Dari 25 karya, dipilihlah lima terbaik yang diharuskan membuat maket dalam bentuk 3D. Lima kelompok terbaik ini mempresentasikan karyanya di hadapan para juri pada 13 April 2018.
Lima kelompok terbaik, berasal dari Universitas Kristen Petra sebanyak dua kelompok, Universitas Indonesia, Universitas Parahyangan, dan Moholy-Nagy University of Art and Design, Budapest, Hungaria.
“Salah satu kelompok yang berada dalam posisi lima besar berasal dari Hungaria, mereka mempresentasikan karyanya dengan menggunakan video. Sedangkan untuk sesi tanya jawab, dilakukan dengan cara video call dengan peserta,” kata mahasiswa semester empat ini.
Rangkaian acara Architecture Festival 2018 ditutup dengan seminar bertajuk Contextual Micro Space. Pembicara dalam seminar ini adalah Hermawan Dasmanto, ST dari ARA Studio, Defry Agatha Ardianta, ST, MT, dari ORDES Arsitektur, Florian Heinzelmann dan Daliana Suryawinata dari SHAU Architecs, serta Altrerosje Asri, ST, MT, yang merupakan dosen Program Studi Arsitektur UK Petra.
Pembicara-pembicara dalam seminar ini dipilih, karena merupakan praktisi dan juga pengajar yang bergerak di bidang contextual arsitek atau permasalahan yang ada di masyarakat serta micro space atau pengelolaan lahan-lahan sempit.
Para pembicara dalam seminar juga merupakan juri dalam kompetisi internasional ini. Pada akhir seminar, para juri mengumumkan pemenang dari kompetisi yaitu juara I diraih oleh Universitas Indonesia, juara II diraih oleh Moholy-Nagy University of Art and Design, sedangkan juara III diraih oleh Universitas Parahyangan. (petra.ac.id)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...