Mahasiswa Gelar Demonstrasi Protes Campur Tangan Presiden Pada Pemilu 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Ratusan mahasiswa Indonesia akan melakukan protes pada hari Rabu (7/2) terhadap dugaan campur tangan Presiden Joko Widodo dalam pemilu tanggal 14 Februari untuk menggantikan pemimpin negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, kata seorang penyelenggara.
Hanya sepekan sebelum pemilu, sekitar 2.000 mahasiswa dari beberapa universitas diperkirakan akan bergabung dalam aksi unjuk rasa di pusat ibu kota Jakarta, menyerukan Jokowi, sebutan untuk presiden populer tersebut, untuk tetap netral dalam pemilu yang berlangsung sengit ini.
Meskipun ia belum secara eksplisit mendukung kandidat mana pun, Jokowi telah tampil secara luas bersama calon terdepannya, Prabowo Subianto, yang pasangannya adalah putra sulung presiden, Gibran Rakabuming Raka.
Jokowi menghadapi banyak tuduhan pelanggaran etika dan campur tangan dalam pemilu, terutama setelah pengadilan tinggi mengubah aturan kelayakan pada bulan Oktober, yang memungkinkan Gibran untuk mencalonkan diri.
“Kami ingin menyadarkan masyarakat bahwa Joko Widodo adalah aktor utama di balik pemilu yang tidak adil,” kata aktivis mahasiswa dan penyelenggara protes Tegar Afriansyah, seraya menambahkan bahwa ia berharap protes serupa akan diadakan di seluruh negeri.
“Kami sudah muak dengan intervensi presiden pada pemilu 2024, terutama untuk membantu penjahat HAM memenangkan pemilu,” katanya. Yang dia maksud adalah tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu yang dilakukan terhadap mantan komandan pasukan khusus Prabowo, namun dia membantahnya.
Jokowi berusaha meyakinkan warga pada hari Rabu, dengan mengatakan bahwa dia tidak akan menghadiri acara kampanye apa pun menjelang hari pemungutan suara.
“Secara hukum, presiden diperbolehkan ikut kampanye apa pun. Tapi kalau ditanya apakah saya akan berkampanye atau tidak, jawabannya saya tidak akan berkampanye,” ujarnya.
Mahasiswa bisa menjadi kekuatan politik yang tangguh di Indonesia. Di antara para pengunjuk rasa pada hari Rabu adalah aktivis dari Universitas Trisakti Jakarta, di mana pada tahun 1998 empat mahasiswanya ditembak mati dan puluhan lainnya terluka, sehingga memicu kerusuhan dan protes skala nasional yang pada akhirnya menjatuhkan mantan pemimpin otoriter Suharto.
Unjuk rasa ini terjadi setelah akademisi dari puluhan universitas pada pekan lalu mengadakan konferensi pers untuk menyampaikan keprihatinan atas kemunduran demokrasi di Indonesia dan mendesak Jokowi serta pejabat negara untuk tetap netral menjelang pemilu.
Prabowo mempertahankan keunggulan yang kuat atas pesaingnya, mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan, dan mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menurut survei opini terbaru. (dengan Reuters)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...