Mahasiswa Indonesia di Malaysia Kesulitan Dapat Visa
KUALALUMPUR, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di beberapa universitas ternama di Malaysia kini tengah menghadapi kesulitan untuk mendapatkan visa pelajar meskipun dari segi pembiayaan saat ini jauh lebih mahal dibanding sebelumnya.
"Kami banyak menerima keluhan dari mahasiswa Indonesia soal sulitnya mereka mendapatkan visa pelajar dari negara ini," kata Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia Kuala Lumpur (KBRI KL), Rusdi MA, di Kantornya, Jumat (1/11).
Salah satu keluhan disampaikan mahasiswa melalui email ke Atdik KBRI Kuala Lumpur dengan menyatakan bahwa yang bersangkutan sudah menguruskan visa sejak Maret 2013 dengan membayar sebesar 1.000 ringgit, namun sampai bulan ini (Oktober 2013), dia belum memperoleh visa pelajar dari pihak Malaysia.
"Keluhan sejenis itu juga kami peroleh dari banyak mahasiswa Indonesia yang kuliah di sejumlah perguruan tinggi di negara ini terutama di universitas swasta," kata dia.
Kampus Menyesalkan
Terkait permasalahan tersebut, pihak Atase Pendidikan KBRI KL sudah menyurati sejumlah pimpinan universitas di mana banyak mahasiswa Indonesia yang kuliah disana tapi belum mendapatkan visanya.
Pihak universitas merespon dengan memberikan jawaban bahwa pihak kampus juga sangat menyesal atas permasalahan tersebut dan tengah mencari jalan keluarnya.
Rusdi menjelaskan, sebelumnya untuk pembuatan visa tersebut, mahasiswa Indonesia dikenai biayai sebesar 70 ringgit, tapi kebijakan saat ini, biaya pengurusan visa pelajar tersebut menjadi 1000 ringgit.
Seharusnya, kata Rusdi, dengan biaya yang tinggi itu, pengeluaran visa pelajar bisa lebih cepat dari sebelumnya. Tapi kenyataannya terbalik, dulu dengan biaya 70 ringgit, visa pelajar itu bisa keluar sekitar dua minggu.
Untuk itu, Atdik KBRI Kuala Lumpur mengingatkan kepada mereka yang ingin berkuliah di negara ini harus menanyakan kepada pihak kampus, berapa lama visa pelajar itu bisa diperolehnya.
Mengganggu Belajar
Lamanya memperoleh visa tersebut turut mengganggu konsentrasi proses belajar para mahasiswa dari Indonesia di negara ini. "Yang seharusnya memikirkan perkuliahan, tapi malah terbebani fikiran mengenai kapan selesainya visa pelajar mereka," tegas Rusdi.
Apalagi, lanjut dia, jika visa pelajar itu belum diperolehnya, maka para mahasiswa itu harus menyambung special pass yang digunakannya untuk tetap bisa tinggal di negara ini dengan membayar 100 ringgit untuk satu kali perpanjangan.
Dengan kondisi seperti itu -sulit memperoleh visa pelajar- maka WNI yang ingin kuliah di negara ini, selayaknya juga menanyakan kepada pihak universitas soal berapa lama visa mereka bisa diperoleh dihitung dari masa pengajuannya. "Jadi, jangan berangkat dulu ke sini sebelum ada kepastian berapa lama visa itu dapat keluar," kata dia.
Sementara itu, jumlah mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Malaysia terbilang cukup banyak mencapai 12 ribu orang tersebar di Semenanjung Malaysia mulai dari Kuala Lumpur, Selangor, Johor, Kedah dan sejumlah wilayah lainnya. (Ant)
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...