Mahasiswa IPB Ciptakan Blutadine, Antiseptik dari Lendir Belut dan Kulit Pisang
BOGOR, SATUHARAPAN.COM – Lima mahasiswa IPB University melakukan inovasi berupa pembuatan krim penyembuh luka dengan memanfaatkan lendir belut dan kulit pisang. Inovasi krim penyembuh luka tersebut diberi nama Blutadine.
Mereka adalah Futiha Hikmatul Husna, Neng Sinta Noveria Aska, Eka Apriyanti Safitri, Olin Aulia Yunia, dan Muhammad Surya Fadhlurrohman, yang dibimbing oleh Dr Laksmi Ambarsari MSi. Inovasi ini masuk dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, lendir belut telah diteliti memiliki khasiat dalam penyembuhan luka. Kandungan glikoprotein, lektin, hemaglutinin, dan hemolysin pada lendir belut, memiliki peran sebagai angiogenesis dan sebagai faktor antimikroba, sehingga efektif sebagai penyembuh luka.
Sedangkan kulit pisang memiliki kandungan zat aktif yang berfungsi sebagai antibakteri, sehingga mampu mematikan bakteri di sekitar area luka. Flavonoid dan senyawa fenolik merupakan senyawa bioaktif yang menunjukkan berbagai aktivitas yang berguna, seperti antioksidan, antidermatosis, kemopreventif, antikanker, maupun antiviral (menangkal serangan virus).
“Potensi lendir belut dan kulit pisang sebagai penyembuh luka sangat besar, namun pemanfaatan optimalisasinya hingga sekarang sangat minim. Oleh karena itu, diperlukan pemanfaatan kandungan antimikroba dan potensi penyembuh luka pada limbah lendir belut dan kulit pisang. Blutadine merupakan produk krim dari ekstrak lendir belut dan kulit pisang sebagai alternatif penyembuh dan penghilang bekas luka yang aman, efektif, dan ekonomis,” kata ketua PKM K Blutadine, Futiha Hikmatul Husna, yang dilansir situs ipb.ac.id, pada Senin (8/7).
Mereka mengharapkan suatu produk obat penyembuh dan penghilang bekas luka dari pemanfaatan limbah lendir belut dan kulit pisang, menyediakan alternatif obat kulit yang terjangkau, memperluas daerah produksi dan pemasaran produk Blutadine, dan menciptakan lapangan pekerjaan baru berbasis usaha kecil menengah (UKM), sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran.
Futiha menjelaskan manfaat kegiatan ini yaitu mendapatkan profit dari penjualan produk Blutadine, masyarakat umum mudah mendapatkan produk Blutadine dengan harga terjangkau, terwujudnya pemanfaatan limbah sebagai obat herbal yang bermanfaat, dan membantu program pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dengan menjaga kesehatan kulit.
Blutadine memiliki keunggulan yaitu penggunaan bahan organik lendir belut dan kulit pisang dengan efektivitas sebagai solusi penyembuh luka. Lendir belut memiliki kemampuan antiseptik dan beberapa kandungan dari lendir belut yang berfungsi sebagai antimikroba serta efektif untuk penyembuhan luka.
Obituari: Mantan Rektor UKDW, Pdt. Em. Judowibowo Poerwowida...
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Mantan Rektor Universtias Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Dr. Judowibow...