Mahasiswa Mesir Ditangkap karena Berkomunikasi dengan Pemimpin NIIS
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Polisi Mesir menangkap seorang mahasiswa di Universitas Assiut, hari Kamis (1/1) karena dia diduga berusaha menghubungi pemimpin kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) yang sekarang menguasai wilayah di Suriah dan Irak bagian utara.
Kantor berita negara Mesir, MENA, hari Jumat (2/1) melaporkan bahwa mahasiswa berusia 22 tahun dari Provinsi Sohag, Mesir utara, itu ditangkap dan diketahui memiliki buku tentang doktrin jihad dan perang gerilya, serta catatan mengenai rute patroli polisi dan stasiun.
MENA melaporkan bahwa polisi mengatakan, mahasiswa bernama Abdallah Ahmed itu mengaku bahwa dia ambil bagian dalam aksi protes di Universitas Assiut dan berkomunikasi dengan pemimpin NIIS melalui jaringan Facebook.
Polisi menambahkan bahwa laptop mahasiswa itu juga berisi pernyataan NIIS, tentang pembunuhan pemimpin Al-Qaeda, Osama Bin Laden dan Abu Musab al-Zarqawi, dan pada telefonnya terdapat audio klip mengenai jihad, dan hal lain yang berisi "pemikiran Hamas," kelompok Islam yang berkuasa di Gaza, Palestina.
Polisi Mesir memantau halaman Facebook yang mengandung konten jihad atau seruan untuk kegiatan anti-negara. Dari pengawasan tersebut, puluhan orang ditangkap dalam satu tahun terakhir.
Pasukan keamanan Mesir terlibat konfrontasi dengan militan Islam yang telah meningkatkan serangan terhadap polisi dan tentara setelah penggulingan Presiden Mohammed Morsi pada tahun 2013.
Mesir juga bergabung dengan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat untuk menyerang terorisme setelah NIIS mengambil alih sebagian wilayah Suriah dan Irak pada musim panas tahun lalu. (Al Ahram)
Banjir dan Longsor Melanda Soppeng, Sulawesi Selatan, Satu O...
MAKASSAR, SATUHARAPAN.COM- Banjir melanda Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan, pada hari Sa...