Mahoni, Harapan bagi Penderita Kanker Usus Besar
SATUHARAPAN.COM – Pohon mahoni, yang memiliki nama ilmiah Swietenia mahagoni, Jacq, mudah dijumpai, termasuk di kota-kota besar seperti Jakarta. Sifat tumbuhan yang dapat mengurangi polusi udara sekitar 47 persen – 69 persen membuatnya acap dipilih menjadi pohon pelindung, peneduh jalan, sekaligus filter udara.
Daun-daun mahoni, seperti dapat dibaca di Wikipedia, dapat menyerap polutan-polutan di sekitarnya. Sebaliknya, dedaunan itu akan melepaskan oksigen (O2) yang membuat udara di sekitarnya menjadi segar.
Situs news-medical.net, pada 27 Maret 2006, memuat berita menggembirakan bagi dunia kesehatan. Peneliti kanker dari University of South Carolina, Dr Michael Wargovich, mempelajari apakah khasiat obat dalam kulit pohon mahoni mempunyai pengaruh dalam penanganan pengobatan kanker usus besar. Wargovich adalah profesor patologi pada University of South Carolina School of Medicine dan peneliti pada South Carolina Cancer Center.
Suatu catatan yang terekam dalam buku pengobatan tradisional dari Republik Guinea mendorong para peneliti kanker dari universitas itu untuk mempelajari lebih dalam khasiat obat dalam kulit pohon mahoni tersebut.
Berbekal dana hibah dari National Cancer Institute, Michael Wargovich meneliti mahoni, juga empat tanaman obat asli Afrika Barat lain, dalam usaha untuk menemukan senyawa antiinflamasi baru yang dapat mencegah atau mengobati kanker usus besar. Ia melihat tanaman obat asli Afrika Barat, yang digunakan secara tradisional untuk menghilangkan rasa sakit, demam dan peradangan, berinteraksi untuk menghambat pertumbuhan tumor kanker.
Wargovich mendapatkan buku Pharmacopée Traditionale Guineenne dari pejabat kesehatan ketika berkunjung ke Republik Guinea. Farmakope adalah buku resmi yang dikeluarkan oleh sebuah negara yang berisi standarisasi, panduan dan pengujian sediaan obat. Setiap negara menerbitkan dan mempunyai farmakope sendiri, karena setiap negara mempunyai karakteristik fisik manusia dan lingkungan yang berbeda-beda, sehingga jenis dan dosis obatnya berbeda-beda untuk suatu penyakit.
Buku Pharmacopée Traditionale Guineenne itu menyoroti sekitar 60 tanaman dari negara berbeda dengan khasiat masing-masing. Dia menemukan sekitar 15 tanaman memiliki sifat antiinflamasi.
Wargovich memfokuskan penelitiannya pada ekstrak dari lima tumbuhan, yakni pohon mimba atau intaran (Azadirachta indica), pohon baobab, mahoni Senegal, kemangi Afrika, dan pohon semak yang dinamakan kinkirissi.
Wargovich bekerja sama dengan peneliti Clemson University, Dr Feng Chen, pakar kimia produk alami. Ia mengeksplorasi senyawa dalam kulit mahoni yang mungkin berperan dalam menghambat peradangan.
Wargovich mengemukakan tujuan penelitian adalah menemukan inhibitor aktif dalam tanaman obat Afrika yang sudah digunakan oleh dukun selama berabad-abad, yang dapat mencegah penyakit. Afrika Barat memiliki catatan rendah kasus kanker usus besar, dan para ahli menduga tumbuhan alami yang digunakan oleh dukun memiliki peran meminimalisir angka itu.
Khasiat sebagai Obat Diabetes Mellitus
Mahoni, atau mahogany, dalam bahasa Inggris, adalah tumbuhan asli Hindia Barat, dan dapat tumbuh subur bila tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai.
Mahoni, seperti dideskripsikan Wikipedia, adalah pohon besar dengan tinggi pohon mencapai 35–40 m dan diameter 125 cm. Batangnya lurus berbentuk silindris dan tidak berbanir. Kulit luar berwarna cokelat kehitaman, beralur dangkal seperti sisik, sedangkan kulit batang berwarna abu-abu dan halus ketika masih muda, berubah menjadi cokelat tua, beralur dan mengelupas setelah tua.
Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun. Mahkota bunganya silindris, kuning kecokelatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning kecokelatan.
Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima, warnanya cokelat. Biji pipih, warnanya hitam atau cokelat.
Wikipedia menyebutkan buah mahoni mengandung flavonoid dan saponin. Buahnya dilaporkan dapat melancarkan peredaran darah sehingga penderita penyakit yang menyebabkan tersumbatnya aliran darah disarankan memanfaatkan buah ini sebagai obat, mengurangi kolesterol, penimbunan lemak pada saluran darah, mengurangi rasa sakit, pendarahan dan lebam, serta bertindak sebagai antioksidan untuk menyingkirkan radikal bebas.
Mahoni juga secara tradisional dimanfaatkan sebagai obat dalam mencegah penyakit sampar, mengurangi lemak di badan, membantu meningkatkan sistem kekebalan, mencegah pembekuan darah, menguatkan fungsi hati, dan memperlambat proses pembekuan darah.
Nany Suryani, Tinny Endang H, Aulanni'am pada 2013 menggelar penelitian “Pengaruh Ekstrak Metanol Biji Mahoni terhadap Peningkatan Kadar Insulin, Penurunan Ekspresi TNF-αdan Perbaikan Jaringan Pankreas Tikus Diabetes”, tentang terapi ekstrak metanol biji mahoni (Swietenia mahagoni, Jacq) sebagai salah satu pengobatan alternatif penyakit diabetes mellitus.
Dalam penelitian yang dimuat di Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol 27, No 3 (2013), pp 137-145, seperti dimuat jkb.ub.ac.id itu, mereka mencoba membuktikan pengaruh pemberian terapi ekstrak metanol biji mahoni terhadap kadar insulin, ekspresi TNF-α dan perbaikan jaringan pankreas pada tikus hasil induksi Multiple Low Dose-Streptozotocin (MLD-STZ) dosis 20 mg/kgBB selama 5 hari berturut-turut.
Editor : Sotyati
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...