Majalah Turki Serukan Bentuk Khalifah Setelah Hagia Sophia Dijadikan Masjid
ANKARA, SATUHARAPAN.COM-Sebuah majalah Turki menyerukan pembentukan kekhalifahan Islam pada hari Senin (27/7) setelah konversi status Hagia Sophia menjadi masjid.
Sampul terbaru majalah berbahasa Turki, "Gercek-Hayat," yang artinya "Kehidupan Sejati," berbunyi: "Sekarang Hagia Sophia dan Turki merdeka ... Bersatu untuk Kekhalifahan."
"Jika tidak sekarang, kapan? Jika bukan Anda, siapa?" kata selanjutnya dalam bahasa Turki, Inggris, dan Arab. Beberapa orang menafsirkan ini sebagai seruan kepada Erdogan untuk mendirikan pemerintahan Islam yang melampaui perbatasan Turki. Sampul itu juga menampilkan kata-kata Arab dari deklarasi agama Islam yang dikenal sebagai syahadat.
Awal bulan ini Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengumumkan perubahan status Hagia Sophia, bangunan kuno yang awalnya sebuah gereja di abad keenam, dari sebuah museum menjadi masjid.
Secara resmi dibuka sebagai masjid pada hari Jumat (24/7) dengan Erdogan yang hadir untuk shalat Jumat dan imam pemerintah Turki menyampaikan khotbah yang memegang pedang Ottoman.
Gelar “Khalifah”
Jurnalis Turki, Abdurrahman Dilipak, yang berbagi sampul majalah di akun Twitter-nya, mengatakan tahun lalu bahwa Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah mendapatkan gelar "Khalifah."
"Kekhalifahan sekarang berada di tangan Presiden Erdogan," kata Dilipak dalam wawancara Maret lalu, menurut outlet berita Ahval dikutip Al Arabiya.
Erdogan telah menetapkan dirinya sebagai pemimpin Islam global yang sejalan dengan sejarah Ottoman Turki, yang para penguasanya menggunakan gelar khalifah untuk melanggengkan klaim bahwa mereka adalah penguasa sejati dunia Islam.
Istilah khalifah telah digunakan oleh organisasi teroris seperti ISIS untuk menggambarkan keinginan mereka untuk mengendalikan dunia Muslim dan membawanya di bawah pemerintahan Islam yang ekstremis.
Majalah Dibiayai Pemerintah Turki
“Gercek Hayat” adalah majalah mingguan Islam yang memiliki hubungan dengan pemerintah Turki, menurut mantan anggota parlemen Turki, Aykan Erdemir. Penerbit Gercek Hayat memiliki salah satu surat kabar harian pro Erdogan terkemuka di Turki, yang telah menerima "dukungan ekonomi yang signifikan dari pemerintah dan entitas pro pemerintah selama bertahun-tahun," kata Erdemir yang sekarang menjadi direktur senior Program Turki di yayasan thinktank Amerika Serikat untuk Pertahanan Demokrasi.
Majalah ini memiliki sejarah membuat komentar terhadap minoritas agama di Turki termasuk orang-orang Kristen dan Yahudi, menurut Erdemir.
Pada bulan Mei, minoritas agama di Turki mengecam majalah itu karena mengaitkan tiga pemimpin agama minoritas: Kepala Rabi, Patriark Armenia, dan Patriark Yunani Ortodoks, dengan terorisme.
Hasutan anti Kristen dan anti Semit di “Gercek Hayat” adalah "sebagian dibiayai pemerintah dan karenanya disetujui pemerintah," menurut Erdemir. "Jika pemerintah Erdogan benar-benar khawatir tentang penargetan minoritas agama oleh “Gercek Hayat”, mereka bisa berhenti memberikan dukungan ekonomi kepada penerbitnya," katanya. (Al Arabiya)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...