Makkabi Berlin, Klub Sepak Bola Yahudi Yang Akan Bermain di Piala Jerman
BERLIN, SATUHARAPAN.COM-Pertandingan pertama klub sepak bola Makkabi Berlin berakhir dengan kekalahan 15-1 di liga sepak bola paling sederhana di kota itu. Namun, hasil pertandingan tahun 1971 itu adalah masalah kedua, karena sekadar bermain bagi tim yang didirikan oleh para penyintas Holocaust, pembantaian Yahudi oleh Nazi Jerman.
“Kami ingin menunjukkan bahwa kami masih di sini, bahwa kami diterima, bahwa kami tidak berakhir pada tahun 1933,” kata salah satu pendirinya, Marian Wajselfisz. Dia masih menertawakan hasilnya ketika itu.
Pada hari Minggu, Makkabi akan menjadi klub Yahudi pertama yang bermain di Piala Jerman, turnamen sepanjang musim untuk 64 tim profesional dan amatir terbaik negara itu.
Ketika kompetisi tahunan dimulai di bawah kekuasaan Nazi pada tahun 1935, orang Yahudi tidak diizinkan untuk ambil bagian. Jadi, ketika Makkabi lapis kelima berhadapan dengan Wolfsburg lapis atas, itu akan membawa bobot sejarah ke lapangan.
“Saya sudah di sana sejak hari pertama. Saya tidak pernah membayangkan bahwa kami, sebagai tim Yahudi, akan memainkan pertandingan unhtuk piala melawan tim Bundesliga. Jadi bagi kami, dan bagi saya pribadi, ini adalah kegembiraan yang luar biasa,” kata Wajselfisz, yang keluarganya selamat dari pembantaian Nazi dengan bantuan pasangan Polandia yang menyembunyikan mereka di ruang bawah tanah selama hampir dua tahun.
Makkabi adalah penerus Bar Kochba Berlin, sebuah klub yang didirikan pada tahun 1898 untuk mempromosikan partisipasi Yahudi dalam olah raga. Itu memiliki lebih dari 40.000 anggota pada puncaknya. Tetapi ketika Nazi berkuasa, mereka memaksa atlet Yahudi untuk mengambil bagian dalam kompetisi terpisah dan kemudian melarang organisasi Yahudi secara langsung pada tahun 1938.
Dibentuk pada tahun 1970, Makkabi Berlin adalah salah satu dari banyak klub olah raga dan sosial Yahudi di seluruh dunia, ada juga klub Makkabi di Munich, Frankfurt, dan Düsseldorf. Dengan 550 anggota, klub Berlin menurunkan tim dalam berbagai olah raga, termasuk bola basket dan bola voli.
Meskipun identitas dan misi Yahudi Makkabi Berlin masih menjadi inti dari identitasnya, lambang tim amatir menampilkan Bintang Daud, keanggotaan di klub terbuka untuk semua. Itu terlihat jelas dengan tim sepak bolanya, yang menampilkan pemain dari 15 negara dan berbagai agama, termasuk Yahudi, Muslim, dan Kristen.
“Ini adalah sesuatu yang sangat kami banggakan,” kata anggota dewan Michael Koblenz. “Kami di sini, dan siapa pun yang siap bermain untuk kami, dan juga terbuka untuk bermain untuk klub yang berasal dari Yahudi dan semacam budaya Yahudi, kami sangat senang untuk mengintegrasikan orang ke dalam tim kami.”
Di antara pemain non-Yahudi di klub tersebut adalah bek Senegal berusia 36 tahun, Papa Alpha Diop, yang bergabung dengan Makkabi Berlin pada 2017 dan beragama Islam. Selain tugasnya di tim utama, Diop mengawasi pengaturan pemuda klub dan melatih tim di bawah 10 tahun. Anak-anak semuda lima tahun dapat bergabung.
“Terkadang saya merasa lelah, tapi ketika saya melihat anak-anak, saya melupakan rasa lelah itu, saya senang,” kata Diop. “Tidak masalah tentang agama, atau siapa Anda. Ini tidak penting. Satu-satunya hal yang penting adalah Anda suka datang dan bermain sepak bola.”
Menaklukkan Wolfsburg akan menjadi hal yang sulit: Tim memenangkan Piala Jerman pada 2015 dan bersaing di Bundesliga melawan tim seperti Bayern Munich.
Makkabi, yang mendapatkan promosi ke tingkat kelima dengan memenangkan liga Berlin musim lalu, lolos ke Piala Jerman tahun ini dengan memenangkan Piala Berlin pada bulan Juni untuk pertama kalinya.
Kunjungan Wolfburg berarti pertandingan hari Minggu akan dimainkan di tempat yang lebih besar di Berlin. Lapangan olah raga Makkabi yang biasa dinamai untuk mantan pemain tim nasional Julius Hirsch, yang cucunya diundang ke pertandingan tersebut.
Hirsch berjuang untuk Jerman dalam Perang Dunia I, memenangkan kejuaraan klub dengan Karlsruher FV dan Fürth, dan bermain untuk Jerman di Olimpiade 1912. Tapi dia dibunuh di Auschwitz karena dia orang Yahudi.
Tidak seperti pertandingan khas Makkabi, pertandingan hari Minggu akan disiarkan di televisi. Itu telah memicu minat jauh melampaui Berlin, dengan Kongres Yahudi Dunia mengatakan "senang dan bangga" melihat bagaimana prestasi olah raga Makkabi dirayakan oleh komunitas Yahudi di luar negeri.
“Popularitas, visibilitas, dan kesuksesan klub olah raga Yahudi melambangkan pertumbuhan kehidupan Yahudi yang mapan di Jerman dan dunia,” kata kongres tersebut.
Menambah intrik sejarah dari pertandingan tersebut adalah bahwa Wolfsburg dimiliki oleh Volkswagen, yang memanfaatkan kerja paksa selama perang. Tapi Wajselfisz mengatakan hal seperti itu adalah masa lalu.
“Saya punya banyak teman Jerman, teman Kristen. Saya tidak pernah membicarakannya. Mungkin ayah atau kakeknya di SS (pasukan khusus Nazi), bagi saya semuanya terbuka,” katanya. “Itu 80 tahun yang lalu. Sudah lewat. Sekarang, kami mencoba untuk diterima sebagai orang Yahudi.”
Anti semitisme tetap menjadi masalah di Jerman, di mana terdapat peningkatan dukungan untuk partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD).
Kapten Makkabi, Doron Bruck, seorang Yahudi, mengatakan kesuksesan tim mengubah persepsi klub, bukan sebagai korban anti semitisme dan lebih seperti klub lain yang dinilai hanya berdasarkan prestasi olahraga mereka.
“Jika ada yang bermasalah dengan kami atau memiliki latar belakang anti semit, kami terbuka untuk berdiskusi, kami terbuka untuk memberi tahu,” kata Bruck. “Tapi kami tidak ingin bersembunyi dan hanya berperan sebagai korban. Kami ingin aktif. Dan saya pikir itu juga merupakan bagian besar dari kesuksesan.(AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...