DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja
03:33 WIB | Sabtu, 11 Oktober 2014
Malala Peraih Nobel Perdamaian Termuda
SATUHARAPAN.COM - Malala Yousafzai lahir pada 12 Juli 1997, di Mingora, Lembah Swat Pakistan. Sebagai seorang anak, ia adalah pejuang pendidikan untuk anak perempuan. Upayanya itu mengakibatkan kelompok garis keras Taliban Pakistan mengeluarkan ancaman pembunuhan padanya.
Pada 9 Oktober 2012, seorang pria bersenjata menembak kepala Malala saat ia pulang sekolah. Dia selamat, dan terus berbicara tentang pentingnya pendidikan. Dia dinominasikan mendapat Nobel Perdamaian pada 2013, dan 2014 ini dia dinominasikan lagi dan menang. Malala Yousafzai menjadi orang termuda yang menerima Nobel Perdamaian.
Malala belajar di sekolah yang didirikan ayahnya, Ziauddin Yousafzai. Setelah Taliban mulai melarang anak perempuan bersekolah di Lembah Swat, Malala bergerak menentang. Pada September 2008 Malala berbicara di Peshawar, judul pidatonya, "Beraninya Taliban mengambil hak dasar saya untuk pendidikan?"
Awal 2009, Malala Yousafzai mulai menulis blog di BBC Inggris tentang hidup di bawah ancaman Taliban yang melarangnya mendapat pendidikan. Dalam menulis Malala menyembunyikan identitasnya, dia menggunakan nama Gul Makai. Namun, pada Desember 2009 jati dirinya diungkap oleh blogger BBC lain.
Dengan reputasinya yang semakin berkembang, Malala terus berbicara tentang haknya, dan hak semua perempuan dalam memperoleh pendidikan. Aktivismenya membuatnya dinominasikan menerima Penghargaan Anak Perdamaian Internasional di tahun 2011. Di tahun itu pula, Malala mendapat Penghargaan Pemuda Perdamaian Pakistan.
Saat usianya 14 tahun, Malala dan keluarganya mengetahui bahwa Taliban telah mengeluarkan ancaman pembunuhan terhadapnya. Ancaman kepadanya membuat Malala khawatir pada keselamatan ayahnya, seorang aktivis anti Taliban. Keluarganya juga merasa kelompok fundamentalis itu tidak akan benar-benar membahayakan anak-anak.
Pada 9 Oktober 2012, ketika pulang dari sekolah, seorang pria menaiki bus Malala dan minta penumpang memberitahu yang mana Malala. Saat teman-temannya memandang ke arah Malala, pria bersenjata itu menembak Malala. Peluru mengenai kepala Malala dan dua siswi lainnya juga terluka dalam serangan itu.
Akibat tembakan Malala kritis, dia diterbangkan ke rumah sakit militer di Peshawar. Sebagian tulang tengkoraknya diambil untuk mengatasi pembengkakan otaknya. Agar mendapat perawatan yang lebih baik, ia pindahkan ke Birmingham, Inggris.
Meskipun terus mendapat ancaman dari Taliban, Malala tetap memperjuangkan hak memperoleh pendidikan terutama pada anak dan perempuan.
Berbagai penghargaan dia terima sebelum akhirnya Nobel Perdamaian 2014.
"Jika saya mendapat Nobel Perdamaian, itu akan menjadi kesempatan besar bagi saya, tetapi jikapun tidak, itu tidak penting karena tujuan saya adalah tidak untuk mendapatkan Nobel Perdamaian, tujuan saya adalah memperoleh perdamaian dan tujuan saya adalah untuk melihat pendidikan setiap anak," kata Malala. (bio.com/wikipedia.org/bbc.com)
BERITA TERKAIT
KABAR TERBARU
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...