Malawi Tingkatkan Keamanan bagi Ribuan Penderita Albino
MALAWI, AFRIKA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Malawi, membagikan ribuan perangkat keamanan bagi sekitar 10.000 penduduk yang menderita albinisme atau yang umum disebut sebagai bulai. Fenomena ini disebabkan orang yang bersangkutan tidak punya cukup pigmen pada kulitnya.
Pejabat Malawi berharap, alat yang menimbulkan suara keras itu bisa mencegah serangan atas warga albino, oleh orang-orang yang percaya bahwa bagian-bagian tubuh mereka punya kekuatan magis. Tapi karena alat alarm itu hanya bisa terdengar dalam jarak terbatas, banyak orang meragukan keefektifannya.
Chipiliro Laston, hampir saja diculik oleh tiga orang yang mengaku anggota polisi. Ketiga orang itu mengatakan mereka sedang menggeledah rumah penduduk yang dicurigai menyimpan bagian-bagian tubuh orang bulai yang banyak digunakan di Afrika timur untuk praktik-praktik perdukunan.
Chipiliro Laston, selamat dari penculikan ketika ketiga polisi gadungan itu tidak bisa menunjukkan kartu identitas, dan penduduk menyerahkan mereka ke kantor polisi yang resmi.
Kata Chipiliro, “Saya sadar bahwa saya bisa dibunuh kapan saja oleh orang-orang seperti itu. Saya sangat takut dan saya tahu bahwa saya terus diintai untuk dijadikan korban. Sejak itu saya selalu hidup dalam ketakutan,” yang dilansir voaindonesia.com, pada Kamis (2/1).
Orang-orang albino atau bulai, sering dijadikan sasaran pembunuhan dan diambil bagian-bagian tubuhnya, karena banyak penduduk yakin bagian-bagian tubuh itu punya kekuatan magis, untuk membuat orang kaya dan berkuasa.
Menurut polisi, sedikitnya 25 orang bulai telah dibunuh di Malawi sejak tahun 2014, dan bahkan kuburan orang-orang bulai seringkali dibongkar untuk diambil bagian-bagian mayatnya.
Pemerintah Malawi tahun ini mulai membagikan alat alarm pribadi kepada sekitar 10.000 warganya yang bulai, dengan harapan bisa mengurangi pembunuhan atas mereka.
Kata Mary Navicha, pejabat tentang Jender dan Disabilitas, “Sebagai pemerintah, kami berusaha menciptakan kondisi yang aman bagi orang-orang albino, dan untuk itu kami membagikan alat-alat keamanan ini supaya mereka bisa lebih aman.”
Penduduk bulai Malawi pada mulanya tidak mau menerima alat-alat alarm itu, karena pejabat pemerintah memasang stempel yang mengatakan alat itu adalah hadiah dari Presiden Peter Mutharika.
Suara alarm akan terdengar apabila pembawaannya mencabut pin keamanan, tapi suara alat itu hanya bisa terdengar sampai jarak 100 meter.
Polisi Malawi dan para tokoh setempat sedang mendidik rakyat bagaimana bereaksi kalau mendengar suara alarm itu. Kata Chipiliro Laston, ia merasa lebih aman dengan membawa alat itu, tapi karena jaraknya sangat terbatas, sulit baginya untuk bepergian jauh dari rumahnya untuk mencari nafkah.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...