Malaysia Airlines Mulai Menghubungi Keluarga Penumpang MH370 yang Hilang
KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM - Malaysia Airlines (MAS) mulai menghubungi anggota keluarga dari penumpang dan awak yang ikut dalam penerbangan MH370, setelah kehilangan kontak dengan pengawas lalu lintas udara dini hari tadi.
"Pikiran dan doa kami pada semua penumpang yang terkena dampak dan kru dan anggota keluarga mereka," kata Ahmad Jauhari, CEO Malaysia Airlines dalam sebuah pernyataan.
Menteri Transportasi Malaysia Datuk Seri Hishammuddin Hussein, melalui akun Twitter-nya, meminta anggota keluarga dari para penumpang dan awak untuk tetap tenang.
"Untuk anggota keluarga dari penumpang, tetap tenang dan supaya mempercayai info hanya dari sumber yang valid. Kami berdoa untuk semua," kata dia.
Pesawat, yang menuju Beijing, membawa 239 penumpang, terdiri dari 227 penumpang (termasuk 2 bayi) dan 12 awak pesawat, sebelumnya dilaporkan hilang di wilayah udara Vietnam pada dini hari.
Para penumpang terdiri dari 13 kebangsaan yang berbeda, MAS mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Sementara Kantor berita China Xinhua melaporkan bahwa otoritas penerbangan China telah mengkonfirmasikan bahwa ada 160 warga negara China naik pesawat.
Ia juga mengatakan pesawat tidak masuk wilayah udara China dan tidak membuat kontak dengan pengawas China.
Pihak berwenang telah memulai operasi pencarian dan penyelamatan.
MAS mengatakan bahwa penerbangan MH370 kehilangan kontak dengan Subang Air Traffic Control pukul 02:40.
Pesawat Boeing 777-200 meninggalkan Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur pada 12:41 dan diperkirakan mendarat di Beijing pada 06:30.
"Malaysia Airlines saat ini bekerja dengan pihak berwenang yang telah mengaktifkan tim pencarian dan penyelamatan mereka untuk menemukan pesawat," kata MAS.
Kecelakaan MAS
Pada 10 Oktober 2013, dua orang yaitu co-pilot Marc Joel Bansh (23) dan seorang penumpang Tan Ah Chai (96), meninggal ketika pesawat MAS dari Kota Kinabalu ke Kudat menabrak rumah, setelah melakukan pendaratan pendek di landasan pacu.
Pada 15 September 1995, 34 orang meninggal dan 19 selamat setelah penerbangan MAS jatuh di Tawau.
Paling tragis dalam sejarah kecelakaan penerbangan Malaysia adalah di Tanjung Kupang pada 4 Desember 1977, saat itu 100 orang di dalam pesawat MAS meninggal karena pembajakan di udara. Pesawat menuju ke Subang dari Penang. Beberapa tamu VIP, termasuk menteri pertanian Malaysia Datuk Ali Ahmad, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Malaysia Datuk Mahfuz Khalid, dan duta besar Kuba untuk Jepang Mario García, termasuk yang menjadi korban. (themalaysianinsider.com)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...