Malaysia Cemas Rakyatnya Tiru Unjuk Rasa 4 November
KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah tokoh politik Malaysia cemas rakyatnya akan meniru unjuk rasa seperti yang terjadi pada 4 November di Jakarta dan beberapa kota lainnya. Para tokoh itu mengimbau rakyat untuk menjadikan Unjuk Rasa 4 November menjadi pelajaran penting untuk dapat dihindari.
Hal ini dikatakan oleh Kepala Informasi Council of Former Elected Representativis (Mubarak), Tan Sri Abdul Rahman Sulaiman, sebagaimana dilansir dari Malay Mail Online.
Ia mencatat, insiden pada Unjuk Rasa 4 November telah menciptakan kaos di Jakarta. Walaupun Indonesia dipandang sebagai negara yang berhasil mempromosikan konsep asilimasi antara pribumi dan non-pri, pada kenyataannya unjuk rasa telah memicu kaos di Ibu Kota.
"Apalagi Malaysia dimana kesatuan rasialnya semakin ringkih dari hari ke hari, apakah aman (untuk melangsungkan demonstrasi)?" tanya dia, kepada kantor berita Bernama.
Tan Sri Abdul Rahman Sulaiman secara khusus menujukan komentarnya atas rencana unjuk rasa yang akan dilakukan oleh kelompok Bersih 5 pada 19 November mendatang. Unjuk rasa ilegal itu sudah mendapat seruan dari berbagai pihak agar dibatalkan.
Menurut dia, yang lebih mengkhawatirkan dari rencana unjuk rasa itu adalah adanya kemungkinan ditunggangi oleh gerakan lain, yang dikenal sebagai kelompok Kaus Merah.
Menyadari ini, Sultan Johor, Sultan Ibrahim Sultan Iskandar, baru-baru ini melarang penyelenggaraan demonstrasi jalanan di negara bagian itu.
Abdul Rahman mengungkapkan ketakutannya jika pemimpin oposisi terus mendorong penyelenggaraan aksi unjuk rasa Bersih 5.
Senada dengan Abdul Rahman, anggota Parlemen Kuala Selangor, Datuk Seri Dr Irmohizam Ibrahim, mengatakan insiden di Jakarta telah mengganggu kegiatan sehari-hari. Dia mengatakan situasi yang sama akan terjadi di Kuala Lumpur jika Bersih 5 diizinkan untuk melanjutkan demonstrasi.
Kalaupun harus dilakukan, dia mengatakan Bersih 5 sebaiknya melakukan aksinya di temapt tertutup, seperti di Shah Alam Stadium.
Unjuk Rasa Bersih
Bersih merujuk pada Koalisi Bebas dan Adil, gerakan masyarakat sipil yang terdiri dari 84 organisasi nonpemerintah yang awalnya menyerukan reformasi menyeluruh dari proses pemilihan di Malaysia.
Gerakan ini dipimpin oleh Maria Chin Abdullah dari Pengembangan Perempuan Kolektif (WDC). Sebelum Maria, gerakan tersebut dipimpin mantan presiden Bar Council Datuk S Ambiga.
Bersih pertama kali diluncurkan pada 23 November 2006 sebagai gerakan partai-driven politik dengan anggota yang terdiri dari para pemimpin politik oposisi dan perwakilan dari masyarakat sipil.
Kelompok Bersih telah melakukan empat kali unjuk rasa. Yang terakhir adalah Bersih 4.0 yang berlangsung 29-30 Agustus 2015 di 3 kota. Unjuk rasa ini bertujuan mendorong pengunduran diri Perdana Menteri Najib Razak serta reformasi kelembagaan untuk mencegah korupsi.
Unjuk rasa itu muncul di tengah tudingan The Wall Street Journal, ada dana sebesar US $ 700 juta (S $ 981.000.000) yang disetorkan ke rekening pribadi Najib. Dia juga diduga salah urus utang badan investor negara 1MDB. Dana itu diduga disetorkan ke rekeningnya sebelum Pemilu Nasional 2013.
Ada pun unjuk rasa Bersih 5.0 yang direncanakan pada 19 November ini, masih membawa agenda Bersih 4.0, yaitu mendesak penangkapan dan pengunduran diri Najib.
Editor : Eben E. Siadari
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...