Malaysia Gelar Pemilu, Najib dan Mahathir Bersaing
KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM - Warga Malaysia, Rabu (9/5), mendatangi tempat-tempat pemungutan suara untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum paling ketat yang menghadapkan mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad dengan petahana Perdana Menteri Najib Razak dari koalisi berkuasa, Barisan Nasional, menurut laporan AFP dan Associated Press.
Antrean pemilih untuk memasukan suara tampak mengular di tempat-tempat pemilihan suara di Ibu Kota Kuala Lumpur dan kota-kota lainnya sesaat sebelum TPS dibuka pada pukul 8 pagi waktu setempat.
Najib diperkirakan akan memenangkan suara mayoritas di parlemen karena diuntungkan oleh sistem pemilu yang memberikan lebih banyak kekuasaan di wilayah-wilayah pedesaan yang merupakan basis pendukung tradisional Barisan Nasional. Namun para analis memperkirakan Najib akan kehilangan suara rakyat untuk pemilihan kali kedua secara berturut-turut.
"Bila Najib menang tipis dengan minoritas dukungan rakyat tapi menang mayoritas suara elektoral karena sistemnya dicurangi, saya pikir hal itu akan menciptakan ketidakpuasan di Malaysia yang bisa mengakibatkan masalah jangka panjang,” kata Amy Searight, pakar Asia Tenggara dari Center for Strategic and International Studies di Washington D.C., seperti dilansir Associated Press.
“Hal itu bisa jadi tanda lebih lanjut penurunan demokrasi di kawasan itu.”
Data awal menunjukkan tingkat partisipasi pemilih dalam pemilu kali ini cukup tinggi. Menurut Komisi Pemilihan Umum Malaysia, hingga pukul 1 siang waktu setempat sekitar 55 persen pemilih sudah memasukkan suaranya. Jumlah partisipasi pemilih yang tinggi diharapkan bisa membantu kelompok oposisi yang dipimpin oleh Mahathir Mohamad, 92 tahun.
"Kita bisa melihat perubahan besar dalam antusiasme para pemilih" dibandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya, kata Ketua Komisi Pemilihan Mohamad Hashim Abdullah, seperti dikutip AFP.
Mahathir, yang menjabat sebagai perdana menteri selama 22 tahun hingga 2003, bergabung dengan mantan musuh politiknya, Anwar Ibrahim sebagai calon dari oposisi. Dia memutuskan mencalonkan diri setelah muncul skandal korupsi dana investasi pemerintah miliaran dolar yang membelit Perdana Menteri Najib.
Tempat-tempat pemungutan suara akan ditutup pada pukul 5 sore waktu setempat. Hasil pemungutan suara akan diumumkan Rabu malam atau Kamis pagi. (VOA)
Editor : Melki Pangaribuan
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...