Malaysia Larang Peredaran Komik Berbau Komunis
KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Dalam Negeri (KDN) Malaysia melarang peredaran tiga penerbitan berjudul "Inisiatif Jalur & Jalan Meraih Manfaat Bersama"’ versi bahasa Inggris, Melayu dan China melalui Warta Kerajaan P.U. (A) 288/2019.
KDN dalam pernyataan pers, Rabu (23/10), menegaskan warta perintah larangan tersebut sesuai Pasal 7 (1) Undang-Undang Mesin Cetak dan Penerbitan 1984 (Akta 301).
"Perintah ini menetapkan percetakan, pengimporan, penghasilan, penerbitan, penjualan, pengeluaran, pengedaran atau pemilikan hasil penerbitan ini dilarang secara mutlak di Malaysia," kata pernyataan kementerian.
Penerbitan ini dikenakan perintah larangan karena terdapat isi buku yang mungkin mengganggu kepentingan umum dan keamanan serta mungkin menimbulkan polemik publik.
"Isi penerbitan ini antara lain mencoba mempromosikan ideologi komunisme dan sosialisme, menyebarkan fakta yang salah dan mengelirukan mengenai komunis serta mengandungi unsur untuk membangkitkan dukungan dan simpati terhadap perjuangan komunis," katanya.
Menurut KDN, komik tersebut juga boleh menimbulkan keraguan kepada pembaca khususnya generasi muda mengenai sejarah Malaysia seterusnya mempertikaikan usaha serta perjuangan tokoh atau pemimpin negara terdahulu dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membangunkan negara.
"Isinya tidak mempertimbangkan sensitivitasi rakyat Malaysia yang mempunyai banyak bangsa dan agama serta bisa memecah belah keharmonian dan kesatuan masyarakat," katanya.
Mereka yang mencetak, mengimpor, menghasilkan, menerbitkan, menjual, mengeluarkan, menawarkan untuk menjual atau mengedarkan bisa dipenjara tidak melebihi tiga tahun atau didenda tidak melebihi RM20,000 atau kedua-duanya seperti ditetapkan di bawah Pasal 8 (2) Akta 301.
Komik ini ditulis oleh Hew Kuan Yau dan diterbitkan oleh Museum Budaya Komik Asia yang menjadi kuratornya.
Komik sebagian besar menceritakan negara China yang bersinar dan "Belt and Road Initiative" (BRI) sambil menempatkan tatanan dunia Barat dalam cahaya negatif.
Bagian kontroversial lainnya termasuk menggambarkan orang Melayu bersimpati dengan etnis Uyghur di China - yang diduga ditempatkan di "kamp pendidikan ulang" oleh Beijing - sebagai "radikal."
Hew, yang juga kepala eksekutif Dewan Bisnis Malaysia-China, pernah memberikan komik itu kepada Perdana Menteri Mahathir Mohamad untuk diberikan sebagai hadiah kepada presiden China Xi Jinping selama kunjungan ke Beijing pada bulan April.
Komik sudah beredar selama beberapa waktu lalu kemudian menjadi sorotan setelah penerbit membagikannya ke sekolah.
Selanjutnya, Departemen Pendidikan menginstruksikan komik untuk tidak diedarkan di sekolah. (Ant/malaysiakini.com)
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...