Loading...
RELIGI
Penulis: Melki Pangaribuan 14:03 WIB | Rabu, 22 Januari 2020

Manado Undang Paus Fransiskus Hadiri Paskah Nasional 2020

Paus Fransiskus membawa lilin pada malam Paskah di Vatikan. (Foto: IBTimesUK)

MANADO, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Paskah Nasional 2020 akan bakal dihadiri tokoh-tokoh agama dunia di Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.

"Rencananya, akan dilaksanakan Sabtu 18 April di Stadion Maesa Tondano, Minahasa kian dimantapkan. Dengan mengusung tema "Kebangkitan Kristus Membawa Harapan Baru", hajatan besar yang didukung delapan organisasi gereja di Indonesia ini bakal dihadiri sejumlah tokoh agama se-dunia," kata Gubernur Sulut Olly Dondokambey di Manado seperti dilansir dari Antara, Selasa (22/1).

Ia mengatakan perayaan Paskah Nasional 2020 ini akan menjadi corong antar umat beragama di Indonesia dan akan berusaha melalui Presiden Jokowi untuk mengundang Paus Fransiskus, Jorge Mario Bergoglio untuk menghadiri Paskah dan Pertemuan FKUB seluruh Indonesia.

"Kami akan mengundang tokoh-tokoh agama dunia untuk hadir dalam acara Paskah Nasional," kata Olly didampingi Sekretaris Umum PGI Pdt Jeklevyn Manuputty di acara pelantikan dan rapat panitia di GMIM Eben Haezer Bumi Beringin.

Ketua Umum Panitia Paskah Nasional 2020 Dr Jan Maringka, Ketua Harian Paskah Nasional 2020 Alvin Taulu, Sekretaris Panitia Jemmy Mokolengsang, Bendahara Dr Roland Roeroe menjelaskan selain acara ibadah perayaan Paskah di Stadion Maesa Tondano, acara Paskah Nasional 2020 akan di warnai dengan kegiatan Konser Paskah, Internasional Youth Camp dan Bakti Sosial.

Internasional Youth Camp akan di gelar 16-18 April, Ibadah Perayaan Paskah Sabtu 18 April, Konser Paskah 19 April dan Bakti Sosial 26 April di sejumlah panti asuhan.

"Kami panitia akan berusaha memberikan yang terbaik untuk suksesnya acara ini," kata Sekretaris Jemmy Mokolengsang.

Kunjungan ke Indonesia, Timor Timur, Papua Nugini

Sebelumnya masyarakat Indonesia dihebohkan oleh informasi rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia. Berita itu menyebar dalam berbagai sarana media sosial setelah Katib Aam PBNU Kyai Haji Yahya Cholil Staquf bertemu dengan Paus Fransiskus pada minggu lalu di Roma.

Seperti dilansir dari catholicnewsagency.com, hari Jumat (17/1), kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Papua Nugini, dan Timor Timur dapat terjadi pada bulan September 2020.

Kabar kunjungan Paus Fransiskus ke berbagai negara biasanya memang disampaikan sedari jauh hari sebelumnya. Misalnya kunjungan Paus Fransiskus ke Jepang dan Thailand pada November lalu, sudah diberitakan oleh berbagai media internasional sejak dari awal tahun 2019.

Di Indonesia, kabar rencana kunjungan Paus Fransiskus itu disambut penuh harapan tapi juga masih simpang siur. Bagi rohaniwan gereja Katolik Indonesia kabar tersebut belum dapat dipastikan karena belum ada undangan resmi yang mesti disampaikan langsung oleh Pemerintah Indonesia kepada Vatikan.

Sekretaris Kuria Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Pastor Vincentius Adi Prasojo, Pr, mengatakan bahwa kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia semestinya diprakarsai oleh pemerintah Republik Indonesia dengan mengundang secara resmi Sri Paus.

“Selama belum ada kepastian, kita boleh berharap dan berdoa,” kata Romo Adi, sapaan akrabnya kepada satuharapan.com, hari Minggu (19/1) siang.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Teuku Faizasyah, mengatakan pemerintah Indonesia telah mendapatkan informasi atas keinginan Paus Fransiskus yang hendak mengunjungi Indonesia.

Menurut Teuku Faizasyah, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia juga telah melakukan diplomasi terkait hal itu dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengirimkan surat undangan permintaan kepada Paus Fransiskus untuk datang mengunjungi Indonesia.

“Pastinya ibu Menlu (Retno) sudah terinformasi atas indikasi keinginan Paus untuk berkunjung ke Asia Tenggara, termasuk ke Indonesia. Untuk itu bapak Presiden (Joko Widodo) sudah mengirimkan surat undangan ke Paus,” kata Staf Ahli Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Kemenlu itu kepada satuharapan.com, hari Senin (20/1) siang.

Ketika dikonfirmasi perihal waktu pasti kunjungan Paus ke Indonesia pada bulan September 2020, Teuku Faizasyah belum dapat memastikan tepat waktunya. Sedangkan perihal persiapan Indonesia terkait rencana kunjungan itu akan baru dilakukan setelah Paus bersedia memenuhi undangan dari Presiden Republik Indonesia.

“Persiapan akan dilakukan segera setelah ada konfirmasi kesediaan Paus memenuhi undangan bapak Presiden,” kata Jubir Kemenlu itu.

Perdamaian dan Persaudaraan

Sebelumnya Yahya Cholil Staquf bertemu dengan Paus Fransiskus dalam rangka pertemuan Kelompok Inisiatif Iman Abrahamic (The Abrahamic Faiths Initiative /AFI), yang mengumpulkan para pemimpin Kristen, Muslim dan Yahudi untuk membahas promosi perdamaian dan persaudaraan.

Gus Yahya, sapaan akrabnya, mengatakan kepada satuharapan.com, hari Senin (20/1), bahwa memang benar beredar informasi oleh para jurnalis di Vatikan bahwa Paus ingin mengunjungi Indonesia meskipun Vatikan belum secara resmi mengumumkan perihal waktu kunjungan itu.

“Memang belum ada pernyataan dari Vatikan untuk waktu kunjungnya. Tapi saya katakan kami sangat berharap Paus berkunjung ke Indonesia,” kata mantan Juru Bicara Presiden keempat Abdurrahman Wahid (Gusdur) itu.

Gus Yahya menilai kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia dapat menjadi sesuatu yang sangat penting secara internasional. Menurutnya, umat Katolik di seluruh dunia itu besar sekali dan kunjungan ke Indonesia pada waktu mendatang dapat dijadikan Paus sebagai salah satu momentum untuk perdamaian dunia.

“Kalau itu terjadi, sebagai pemimpin umat katolik seluruh dunia, kehadiran Paus harus dijadikan sebagai momentum yang kuat bagi kaumnya di seluruh dunia untuk perdamaian dan diharapkan nantinya akan ada pembicaraan dari elemen-elemen bangsa ini bersama Paus untuk membangun suatu momentum bersama di Indonesia. Ini untuk perdamaian dunia dan untuk kerja sama agama-agama bagi perdamaian dunia,” katanya.

Mengapa demikian? Gus Yahya menjelaskan bahwa sampai dengan hari ini konflik yang ada di seluruh dunia sebagian besar terkait agama. Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengirimkan pasukan perdamaian sekitar di 34 titik dan 26 di antaranya konflik terkait agama.

“Ini seolah-olah agama itu menjadi bagian dari masalah, bukan cuma Islam, Kristen, Hindu, dan sebagainya. Maka sebagai umat beragama ini kita mau agama kita ini mau jadi masalah atau jadi jalan keluar? Kita harus tunjukkan bahwa agama yang kita imani jadi jalan keluar untuk kemaslahatan umat manusia. Sementara terkait ekonomi, hubungan dagang atau lainnya tidak ada artinya tanpa adanya kedamaian,” kata Direktur Urusan Agama Bayt Ar-Rahmah itu.

Antusias Warga Indonesia

Sejumlah masyarakat Indonesia menyambut dengan antusias dan penuh harapan terkait informasi rencana kunjungan Paus Fransiskus pada tahun ini.

“Semoga bapa paus datang ke Indonesia,” kata Wilos Manus dalam akun media sosial Facebook, hari Senin (20/1).

Demikian juga harapan besar disampaikan Danell Gunawan Putra yang mengatakan,”Tuhan Yesus, semoga bapa paus bisa berkunjung ke NTT, khususnya di Manggarai”.

“Semoga semuanya dapat berjalan dengan lancar. Amin,” harap Aurelia Kristana Seridam menanggapi berita rencana kunjungan Paus itu.

“Amin. Biarkan rencananya terjadi Tuhan,” kata Mestika Bellyan Humau Bella dalam suatu grup Facebook, hari Minggu (19/1).

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home