Manajemen Nasi Campur Garin Nugroho
JEMBER, SATUHARAPAN.COM – Produser dan sutradara film Garin Nugroho menamakan pengelolaan hidupnya sebagai manajemen nasi campur. "Nasi campur itu tidak memerlukan aturan yang rumit, termasuk cara memakannya tidak harus menggunakan sendok dan garpu," kata Garin, saat seminar film Indonesia sebagai industri kreatif di Fakultas Sastra Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, pada Kamis (30/10).
"Mau dimakan nasi dulu, boleh. Demikian juga campurannya, boleh apa saja. Kangkung, boleh. Saya gunakan manajemen nasi campur itu dalam banyak segi kehidupan saya," Garin menambahkan.
Manajemen nasi campur itu menurutnya sama juga dengan tanaman tumpang sari. Dalam sistem tumpang sari, petani bisa memanen tanaman sesuai keinginan dan tidak harus sekaligus.
"Ada yang panen satu minggu, ada yang satu bulan. Demikian juga saya. Saya membuat (film) iklan agar bisa cepat panen, kayak tumpang sari. Nulis di koran juga agar bisa panen tiga minggu sekali. Kalau seminar kayak begini, kan tidak tentu," katanya.
Pria kelahiran Yogyakarta pada 6 Juni 1961 itu mengaku kemampuan bahasa Inggrisnya tidak sebaik yang disangka orang.
"Anak saya bilang, bahasa Inggris saya itu salah paham. Bahasa Inggris saya itu salah-salah, tapi orang lain paham," katanya.
Penulis buku Opera Sabun SBY: Televisi dan Komunikasi Politik itu mengemukakan hanya dua kata atau dua kalimat dalam bahasa Inggris yang ia andalkan jika berinteraksi dengan insan film dari luar negeri.
"Cuma tahunya dua, yaitu any question dan it's okay. Biasanya setelah saya tanya any question, tidak ada yang bertanya, ya sudah saya anggap selesai," katanya, disambut tawa mahasiswa Program Studi Televisi dan Film (PSTF) Fakultas Sastra Unej dan insan film di Jember. (Ant)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...